Kementan RI Launcing Kelompok Santri Tani Millenial di Bondowoso

oleh -102 Dilihat
oleh
Kepala BPPSDMP Kementan RI Momon Rusmono bersama Bupati Bondowoso, Salwa Arifin

BONDOWOSO, PETISI.CO – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaunching Kelompok Santri Tani Millenial (KSTM) dari lima kabupaten, Sabtu (6/4/2019) di Pendopo Kabupaten.

KSTM ini merupakan salah satu terobosan yang dilakukan Kementan RI dalam menumbuh  kembangkan dan membangun sumber daya manusia pertanian, khususnya  peningkatan minat generasi muda.

Dalam acara tersebut,  sekitar ratusan perwakilan kelompok santri tani milenial dari lima kabupaten yang hadir dengan melakukan dialog dan mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas Kelompok Santri Tani Millenial.

Momon Rusmono, Kepala BPPSDMP  Kementan RI, menerangkan, di Indonesia tercatat santri tani berjumlah sekitar 4 juta hingga 6 juta orang. Potensi tersebut kemudian dikembangkan melalui program KSTM ini, yang tentu orientasinya adalah menumbuh kembangkan petani milenial. Artinya, petani yang adaptif terhadap perkembangan teknologi digital.

“Menurut saya pribadi, apabila para santri selain dibekali dengan ilmu-ilmu agama dia mempunyai keahlian yang namanya life skill. Sehingga begitu lulus dari santri dia bisa selain menyebarkan pendidikan agamanya sebagai guru ngaji, ustad, dan sebagainya. Dia juga di rumah punya aktivitas yang bisa menghidupi dirinya dan keluarganya di sektor pertanian dengan cara sederhana saja. Dengan cara melihara ayam, kambing, sapi atau bertanam tanaman pangan, holtikultura, dan lain-lain,” ujar dia kepada sejumlah wartawan saat di dampingi oleh Bupati Bondowoso, Salwa Arifin dan Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang  Bambang Sudarmanto.

Seraya mengatakan,  upaya memperkenalkan dan menggerakkan santri milenial adalah pilihan strategis untuk regenerasi petani sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.

“Sekarang orientasi pertanian kepada millenial, harus mengikuti perkembangan dunia digital. Karena dunia digital ini tak bisa dibendung,” katanya sambil mengimbuhkan, oleh karenanya, menjadi penting pertanian kedepan harus mendekatkan dengan modernisasi pertanian.

“Ke depan jangan cangkul, tapi menggunakan traktor. Kementan juga sudah menciptakan traktor yang tak usah pakai operator,” imbuhnya.

Sementara itu, Bambang Sudarmanto, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang, menerangkan, bahwa setiap kelompok tani santri milenial ini beranggotakan sekitar 20 hingga 30 orang santri. Dari tiap kelompok itu diberikan bantuan ayam 500 ekor, satu ton bantuan pakan, bantuan pembuatan kandang senilai Rp 3 juta, serta satu paket obat dan vaksin.

“Yang berada di bawah Politeknik Pembangungan pertanian Malang itu ada 420 KSTM, tiap-tiap kelompok itu 500 ekor jadi ada 210 ribu,” tandasnya.

Untuk diketahui,  KSTM yang dari lima kabupaten itu, diantaranya, Bondowoso (21 kelompok), Jember (71 kelompok), Lumajang (22 kelompok), Situbondo (25 kelompok) dan Banyuwangi (18 kelompok).

Dalam launching KSTM, juga turut dhadiri oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batu, Dandim 0822 Bondowoso, Letkol Inf. Tarmuji, serta Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Dwi Wardana.(latif)

No More Posts Available.

No more pages to load.