SURABAYA, PETISI.CO – Ketergantungan pada satu jenis bahan pangan membuat keadaan pangan akan selalu rawan dan tidak dapat menjamin keseimbangan gizi yang memadai.
“Untuk itu kita bisa membuat beras analog, karena memiliki sifat fungsional seperti nilai indeks gligemik rendah, mengandung serat pangan dan total fenol yang cukup tinggi,” kata Fadjar Kurnia Hartati, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) dalam Webinar Nasional dengan mengangkat tema ”Strategi Alternatif Pangan Olahan Non Beras”, Sabtu (18/07).
Webinar Nasional merupakan kerja sama Fakultas Pertanian (FP) Unitomo dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim diikuti kurang lebih 300 partisipan dilaksanakan secara Daring atau online menggunakan zoom meeting sebagai media pertemuan.

Webinar Nasional selain menghadirkan Fadjar Kurnia Hartati juga mengundang Hadi Sulistyo, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim dan Nunuk Hariyani, Kepala Laboratorium Ketahanan Pangan FP sebagai narasumber.
Dekan FP, Achmad Kusyairi mengungkapkan kegiatan ini akan membuka wawasan bagi peserta mengenai strategi alternatif pangan olahan non beras di tengah pandemi Covid-19.
“Negara kita sangat kaya akan bahan pangan, para narasumber akan mengupas tentang olahan-olahanpangan non beras yang kaya nutrisi dan vitamin, tentunya dengan biaya terjangkau di tengah pandemi seperti ini,” ungkapnya.
Dalam paparannya, Hadi Sulistyo mengatakan saat ini Indonesia tengah mengalami krisis pangan akibat pandemi. Pasokan bahan pokok, khususnya beras menjadi terbatas serta daya jangkau masyarakat terbatas.
“Bangsa kita harus mandiri soal pangan, kita bangsa dengan sejuta kekayaan alam. Hal ini memudahkan kita untuk melakukan diversifikasi pangan, artinya mengurangi ketergantungan sumber pangan tertentu dan meningkatkan jenis pangan lainnya sebagai makanan pengganti,” ujarnya.
Sementara itu, Nunuk Hariyani lebih luas menyampaikan, bagi masyarakat, beras telah menjadi satu-satunya bahan pangan tinggi karbohidrat. Di tengah krisis bahan pangan seperti beras, dinas terkait telah mengarahkan untuk beralih ke non beras, untuk itu peran serealia sangat penting sebagai strategi alternatif.
“Yang kita tahu saat ini pengganti beras yakni, jagung, gandum, oat dan sejenisnya. Padahal biji-bijian atau serealia ini bisa kita manfaatkan untuk produk pangan, saat ini yang sering dan banyak kita temui contohnya Juwawut, Milet, Rye dan lainnya,” terangnya. (wil/cah)