Kongres XV IPI, Gubernur Khofifah Ajak Pustakawan Percepat Perubahan Ekosistem Digital

oleh -107 Dilihat
oleh
Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional IPI resmi dibuka ditandai pemukulan gong oleh Gubernur Khofifah

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengajak para pustakawan melakukan percepatan perubahan ekosistem digital di semua sektor. Ini penting, karena ekosistem digital saat ini merupakan  sebuah keharusan.

“Bahkan di bulan November ini di bidang audio visual khususnya pertelevisian kita sudah masuk pada televisi digital,” ujarnya saat membuka Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di Vasa Hotel, Surabaya, Selasa (1/11/2022).

Gubernur Khofifah sambutan di pembukaan Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional IPI

Pihaknya ingin mengajak mempersambungkan proses literasi ekonomi, literasi digital, literasi finance bagi para pustakawan. Apalagi, prediksi Jack MA tahun 2030, 80% ekonomi dunia backbone-nya UMKM. Dan 99% UMKM dunia akan masuk dunia online dan 85 % e- commerce.

Namun, tidak cukup secara online karena 85% UMKM akan membangun kluster melalui e-commerce. Maka, komunitas yang memungkinkan memberikan penguatan pada ekosistem digital salah satunya pustakawan menjadi sangat penting update berbagai dinamika ini.

“Dimana, ini sejalan dengan tema kongres XV IPI kali ini  yaitu ‘Peran Pustakawan Dalam Ekosistem Digital Nasional’,” kata mantan Menteri Sosial ini.

Untuk menjadi bagian yang ikut membangun literasi digital pada proses UMKM, Khofifah menyebut sekarang pelaku usaha sudah mulai bergerak berjualan secara online lebih masif.

Untuk itu, perlu dilakukan perluasan persepsi masyarakat terhadap pasar. Membuka perspektif masyarakat tentang pasar dunia itu menjadi bagian yang harus diintegrasikan dengan faktor penguat lainnya.

“Maka tugas pustakawan hari ini dan yang akan datang bagaimana memunculkan sosok game changer (pengubah permainan) seperti Steve Jobs, Ellon Musk dan Mark Zuckerberg dalam skala lokal, regional, nasional bahkan global,” jelasnya.

Menurutnya, tugas pustakawan dalam menyongsong ekosistem digital tidaklah sederhana. Sebab, berdasarkan data Digital Civility Index (DCI), pengguna internet di Indonesia berada pada peringkat ke-29 atas tingkat ketidak sopanan berselancar pada media digital.

Karenanya, penting dilakukan koreksi dan evaluasi bersama. Pasalnya dalam data pengguna internet tersebut disebutkan bahwa ada penambahan  penyumbang ketidak sopanan tertinggi pada kelompok usia dewasa.

Dari data-data tersebut diketahui bahwa ada kesopansantunan yang harus terus dijaga bersama. Dalam hal kesopansantunan bersosial media, maka tugas pustakawan tidak sederhana.

“Bukan hanya mengedukasi supaya gemar membaca, tapi mengedukasi untuk melakukan interaksi digital secara sopan,” tandasnya.

Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando menyampaikan kongres ini sengaja digelar di Jatim untuk bisa menjadi panutan yang bisa ditiru dengan deretan prestasi dibidang perpustakaan dan kearsipan.

“Kami memilih Jatim pertama karena memang komitmennya Ibu Gubernur terhadap perpustakaan luar biasa. Maka teman-teman dari daerah datang disini bukan hanya menghadiri kongres dan seminar ilmiah, tapi mereka akan lanjutkan dengan studi tiru pada beberapa keberhasilan di Jatim untuk pengembangan perpustakaan,” ujarnya.

Ke depan, pihaknya perpustakaan harus melakukan transformasi digital. Salah satunya, bagaimana ekonomi mikro bisa di edukasi dengan mengantarkan kepada pasar internasional melalui online atau bahkan startup.

“Para pelaku usaha mikro bisa dimungkinan untuk membuka usaha dengan buku-buku ilmu terapan. Kami berharap perpustakaan kedepan juga harus menjadi konten kreator (influencer). Targetnya di akhir tahun ini, lahir 3 juta konten kreator dari para pustakawan se-Indonesia,” jelasnya.

Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sendiri diikuti oleh 600 orang peserta yang merupakan pustakawan dari seluruh Indonesia. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.