KRPK Desak Polres Blitar Tangkap Aktor Intelektual Pemalsu Surat KPK

oleh -103 Dilihat
oleh
Puluhan massa yang tergabung dalam Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) yang juga didukung para petani dan nelayan Kabupaten Blitar, melakukan aksi unjuk rasa di perempatan Lovi Kota Blitar.

BLITAR, PETISI.CO – Dampak dari adanya Surat KPK palsu yang ditujukan kepada Bupati Blitar beserta pejabat lainya, sehingga mengakibatkan terseretnya Ketua KRPK diperiksa penegak hUkum, kini puluhan massa yang tergabung dalam Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) yang juga didukung para petani dan nelayan Kabupaten Blitar, melakukan aksi unjuk rasa di perempatan Lovi Kota Blitar, Kamis (25/10/2018).

Hal itu dilakukan setelah aktivis anti korupsi Blitar Mohamad Triyanto dilaporkan ke polisi, karena dugaan menyebarkan berita bohong melalui medsos terkait surat pemanggilan palsu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mereka menuntut aparat penegak hukum fokus mengusut pembuat surat pemanggilan palsu KPK yang ditujukan kepada sejumlah pejabat Pemkab Blitar. Bukan mendukung upaya kriminalisasi aktivis anti korupsi dengan cara yang tak lazim.

Sampai-sampai, handphone (HP)  dan akun pribadi medsos juga ikut disita.

“Lelucon apalagi yang akan disuguhkan kepada masyarakat. Kami duga ini adalah sebuah skenario untuk menghancurkan gerakan anti korupsi di Blitar Raya,” kata Imam Nawawi koordinator aksi dalam orasinya.

Sementara, Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Mohamad Triyanto kepada sejumlah awak media menjelaskan, jika dia pertama kali mendapatkan informasi terkait surat pemanggilan KPK itu dari Yosi (YT) melalui pesan Whatsapp.

Dalam pesan tersebut, YT mengirim foto sampul surat pemanggilan KPK yang ditujukan kepada Tiyon (RP), staf Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Blitar.

YT sendiri diketahui merupakan anak laki-laki seorang kontraktor dan juga Ketua Kadin Kabupaten Blitar. “Saat itu saya tidak mengetahui surat itu palsu atau tidak. Sore harinya Tiyon, staf PUPR datang ke saya untuk mengadukan ketakutanya, karena menerima surat pemanggilan dari KPK. Saat itu dia bilang dari Pemkab yang dipanggil adalah dia dan bupati. Dia menganggap surat itu asli,” papar Mohamad Trijanto, Kamis (25/10/2018).

Lebih lanjut Trijanto meyampaikan, kemudian dia menanyakan kepada TR bagaimana surat itu ia terima. RP menjelaskan jika surat KPK itu tiba-tiba saja berada di meja kerjanya.

“Saat itu saya sudah merasa ada hal yang gak beres, ada yang janggal terkait mekanisme pengiriman. Hingga kemudian saya pikir untuk membagikan surat itu ke akun Facebook untuk mencari kebenaran surat ini,” tandasnya.

Tak berhenti sampai disitu, Trijanto juga menemukan kejanggalan lainya. Ternyata, YT sudah mengetahui adanya surat pemanggilan oleh KPK, sebelum RP dan Bupati Blitar belum mengetahui  menerima surat tersebut.

Saat mencoba mengkonfirmasi kepada YT darimana foto sampul surat yang dikirimkanya, YT justru menjawab, jika pihaknya juga korban. Karena ibunya juga mendapatkan surat yang sama.

“Saya konfirmasi, dia bilangnya juga korban, karena ibunya mendapat surat yang sama. Namun jika ibunya mendapatkan surat yang sama, kenapa foto yang dikirim ke saya bukan surat yang diterima ibunya. Tapi justru surat yang ditujukan kepada Tiyon staf PUPR. Saya harap konspirasi besar ini segera dibongkar,” tegas Trijanto.

Trijanto menambahkan, yang lebih mengejutkan, setelah Pemkab resmi melaporkan Mohamad Triyanto atas dugaan pelanggaran UU ITE, dan mulai memanggil sejumlah saksi, tiba-tiba ada bom palsu di kantor Kadin Kabupaten Blitar. Kantor Kadin Kabupaten Blitar ini tak lain juga digunakan sebagai kantor kontraktor milik ibu YT.

“Artinya apa ini? ini ada indikasi pengalihan isu. Saya tidak bisa menyimpulkan apa-apa, yang bisa menyimpulkan nanti penyidik. Yang pasti kepolisian tau hari Jumat (19/10/2018) itu mereka memanggil siapa, dan sorenya ada bom palsu itu,” ungkap Triyanto.

Sementara hingga kini penyidik Polres Blitar sudah melakukan pemeriksaan terhadap belasan saksi. Sehingga masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah pembuat surat pemanggilan palsu KPK ada hubunganya dengan bom palsu di kantor Kadin Kabupaten Blitar.

“Kita masih dalam proses pemeriksaan saksi-saksi,” jawab Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha.

Aksi unjuk rasa yang dikawal ketat personel kepolisian Polres Blitar ini berlangsung sekitar satu jam. Massa membubarkan diri usai berorasi sambil membawa poster bertuliskan “SaveTrijanto”. (min)

No More Posts Available.

No more pages to load.