Lagi, Limbah Cair Industri Tahu Dikeluhkan Warga Bondowoso

oleh -158 Dilihat
oleh
Perusahaan tahu yang berlokasi di jalan Piere Tendean, Kelurahan, Badean, Kecamatan Bondowoso

BONDOWOSO, PETISI.CO – Ekosistem sungai di wilayah Jalan Achmad Yani serta Jalan Letnan Sudiono, Kelurahan, Dabasah, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, terkesan rusak.

Sungai yang awalnya bisa untuk cuci baju dan juga memelihara ikan kini tifak bisa dimanfaatkan karena airnya yang keruh dan berbau.

Aliran sungai di kawasan perkotaan Bondowoso yang terlihat keruh.

Warga menuding, air sungai yang menjadi keruh dan bau itu diakibatkan oleh limbah cair tahu.

Pasalnya, di Jalan Piere Tendean, Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso kini beroperasi industri tahu dimana mereka membuang limbah ke sungai yang mengalir melalui kawasan tersebut.

Inisial AR, warga Kelurahan Dabasah, mengeluhkan adanya pencemaran sungai cukup parah yang terjadi di wilayahnya. Pencemaran sungai akibat industri olahan kedelai ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun. Bahkan pada musim kemarau kondisinya lebih buruk lantaran ekosistem sungai mati.

“Penyebabnya, karena industri tahu beroperasi di area dekat sungai,” ujarnya, Kamis (5/8/2021).

Di tempat berbeda, salah satu warga setempat, menyebutkan, industri inilah yang diduga kemudian membuang limbah ke sungai dan mengakibatkan pencemaran. Selain menimbulkan air keruh dan bau, pencemaran juga mengakibatkan hampir sebagian besar ikan mati.

Menurutnya hanya ikan tertentu yang bertahan hidup karena memiliki daya tahan cukup bagus.

Sebab itu, warga merasa sangat dirugikan dengan keberadaan perusahaan pengolah tahu yang beroperasi di wilayah tersebut karena membuang limbah sembarangan.

“Sekarang yang hidup tinggal ikan tertentu. Padahal dulu banyak,” katanya.

Dulu, sebenarnya kondisi air cukup bagus dan sangat jernih, bahkan sering digunakan warga untuk cuci baju. Ketika musim kemarau, sebagian warga juga memanfaatkannya untuk kebutuhan MCK mereka.

“Namun sekarang, tidak ada warga yang memanfaatkannya karena cukup berbau, airnya keruh dan Iumutan,” imbuhnya.

Terkait hal tersebut, pemilik perusahaan tahu ternyata enggan dikonfirmasi. Baik untuk ditemui dan dihubungi melalui telepon selulernya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.