Lakukan Panen di Lahan BTKD, Risma Kaget Melihat Ketela Rambat Madu Dalam Ukuran Besar

oleh -93 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama jajarannya saat panen ketela di lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.

SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama jajarannya melakukan panen Ketela rambat madu dan ketela pohon di lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.

Unikanya dalam kegiatan panen itu, Risma sempat dikagetkan ketika mengetahui ada ketela rambat madu dengan ukuran yang besar.

“Panen hari ini kita panen ketela rambat, tapi aku gak pernah liat ada ketela segede itu. Jadi ketela rambat madu, enak kali ya,” kata Risma, Rabu (23/9/2020).

Risma menyebut, penanaman pohon jenis umbi-umbian ini sebenarnya merupakan arahan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang meminta seluruh kepada daerah dari partai berlogo banteng itu.

“Jadi sebetulnya ini sesuai arahan ibu megawati dimana kita dalam pandemi ini kita diminta seluruhnya kepala daerah dari PDIP untuk menanam tanaman produktif,” ungkapnya.

“Karena dikuatirkan kita tidak bisa import beras dari luar. Kalau tidak bisa import, maka kemudian kita bisa swadaya pangan sendiri,” lanjutnya.

Selain juga menerangkan bahwa setiap vetagasi yang ditanam di lahan BTKD ini memiliki masa panen yang beragam, mulai dari 4 bulan, 6 bulan, hingga 16 bulan.

“Supaya panennya bisa gantian sehingga kita tidak perlu kuatir untuk kekurangan pangan,” jelasnya.

Diharapkan dengan adanya trend panen ini, masyarakat tidak hanya menjadikan beras sebagai makanan utama, tetapi juga menjadikan ketela sebagai sumber makanan sehari-hari.

“Tapi ini bisa pagi makan beras, siang makan ketela atau dicampur. Di Jepang makannya umbi-umbian yang justru bagus,” ucap Risma.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang memastikan bahwa pihaknya terus gencar melakukan penanaman berbagai bahan pangan di 24 lokasi, jenisnya pun bermacam-macam.

Khusus di BTKD Kelurahan Jeruk ini, ia mengaku jika masih menggarap sekitar sepertiganya dari luas lahan 7,6 hektar.

“Sedangkan dua pertiganya yang masih berbentuk sawah, digarap oleh kelompok tani yang berjumlah 40 orang, dan semuanya warga sekitar Kelurahan Jeruk. Kelompok tani ini kita beri benih dan kita control dan awasi dari awal hingga akhir, termasuk ketika ada persoalan, kita diskusikan juga, seperti kemarinnya ada yang kena hama, kita selesaikan bersama-sama,” tutupnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.