Lestarikan Budaya Jawa, Permadani Tuban Gelar Pawiyatan Panatacara

oleh -675 Dilihat
oleh
Foto bersama Pangarsa dan Siswa Permadani

TUBAN, PETISI.COPersaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kabupaten Tuban menyelenggarakan Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabda Bregada XIII, pendidikan kebudayaan dan pelatihan Panatacara upacara adat jawa di gedung pertemuan SDN Kebonsari 02 Tuban, Minggu (31/12/2023).

Pangarsa DPD Permadani Tuban, Sri Hari Peni, S.Sos. mengatakan Permadani merupakan bagi para pecinta budaya untuk belajar dan berekspresi dalam bidang budaya. Karena budaya merupakan bagian terpenting bagi pembentukan kepribadian bangsa.

Penyerahan Serat Kekancingan penciptaan lagu Mars Permadani Tuban “Mars Permadani Kridha Taruna”

“Ini merupakan pertemuan pertama bagi para siswa untuk belajar tentang budaya dan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabda yang merupakan program unggulan Permadani,” kata Sri Hari Peni, S.Sos.

Dia mengungkapkan. Para peserta akan diberi materi penting tentang kebudayaan jawa antara lain seni berbusana jawa, padhuwungan (keris), sastra (bahasa) jawa, adat jawa mulai kelahiran, menikah sampai kematian, budi pekerti dan tatakrama, renggeping wicara, serta muatan lokal.

“Pada angkatan ke 13 ini diikuti oleh 65 peserta, butuh waktu 7 bulan mengikuti Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabda ini hingga diwisuda,” ungkapnya.

Pangarsa Permadani Tuban, Sri Hari Peni, S.Sos. mengatakan, saat ini organisasi yang dinahkodainya telah meluluskan lebih dari 400 warga Permadani yang menjadi pegiat budaya dari berbagai kalangan dan profesi.

“Kita selalu mengedepankan guyub rukun, memayu hayuning sasama, di manapun tempatnya warga Permadani harus membuat tenteram sesama,” pungkasnya.

Kursus Panatacara ini diikuti antusias oleh peserta yang banyak dari kalangan muda. Salah satunya Nilna Alfianun Nafiah (20), warga Desa Jenggolo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Dia mengikuti pelatihan panatacara karena ingin mengenal lebih jauh tentang budaya. Keinginan ini didukung penuh oleh orang tuanya yang merupakan seniman Jawa.

“Kalau di rumah sering melihat ibu nembang Jawa, jadi ingin tahu lebih dalam tentang budaya Jawa,” katanya.

Mahasiswa semester 3 jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Ronggolawe ini juga berpendapat, selain bisa melestarikan budaya Jawa, Pawiyatan Panatacara ini juga sebagai penunjang ilmunya di perkuliahannya.

“Selain itu kalau kita punya keahlian Panatacara nanti bisa digunakan untuk bekerja menjadi pembawa acara di upacara pernikahan yang menggunakan adat Jawa,” pungkasnya. (awb)

No More Posts Available.

No more pages to load.