BONDOWOSO, PETISI.CO – Di tengah keprihatinan kondisi masyarakat saat pandemic Covid 19, muncul berita-berita heboh di media, baik online maupun elektronik. Notabene menjadi keprihatinan sejumlah pihak, karena ulah pejabat Bondowoso tersebut dianggap tidak pantas.
Namun, ada pendapat berbeda justru dilontarkan Edy Wahyudi sebagai Ketua Umum LSM “Aliansi Kebijakan publik” (LSM AKP).
Dalam opininya, dia mengatakan, viralnya video ulah pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Bondowoso, di media akhir-akhir ini, seperti tarian tiktok yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora), Hary Patriantono dan opini Sekretaris Daerah (Sekda) terkait Covid-19, adalah hal yang biasa saja.
Menurutnya, kasus kepala Disparpora itu menunjukkan tarian adalah bagian dari seni budaya yang harus dikembangkan dan wujud ekspresi seperti yang dilakukan generasi milenial saat ini.
“Dan dalam video yang beredar tak nampak adanya pornografi, tapi murni suatu ungkapan ekspresi melalui aplikasi tiktok dalam bentuk seni jenis tarian dan itu adalah hal yang biasa,” katanya, Minggu (14/6/2030).
Sedangkan ungkapan potongan video conference Sekda Bondowoso, Syaifullah, yang dibuat heboh dengan opininya. Padahal kalau disimak dan diperhatikan, Sekda itu membuat statemen tentu sudah ada alasan-alasan lain yang bisa dipertanggungjawabkan atas statemennya.
“Jadi dua kejadian tersebut, sesungguhnya adalah hal yang wajar saja (normatif) hanya dibuat besar dan digoreng oleh pihak-pihak tertentu, seolah olah kejadian itu dalam kondisi yang sangat fatal, parah,” ungkapnya.
Selain itu, Edy Wahyudi berkeyakinan, bahwa para APH dan Bupati bondowoso akan bertindak arif dan bijaksana dalam menyikapinya.
“Apalagi masuk dalam ranah hukum tidak bisa semerta-merta disebut bersalah. Namun ada rangkaian kejadiaan, fakta dan bukti serta ada alasan tertentu untuk dijabarkan,” pungkasnya.(tif)