Malaysia Daftarkan Reog ke UNESCO, Ini Kata Gubernur Khofifah

oleh -122 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah diwawancarai wartawan terkait persoalan Reog Ponorogo yang kini didaftarkan Malaysia ke UNESCO.

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa ikut bersuara soal kesenian Reog Ponorogo yang kembali diklaim, bahkan didaftarkan oleh pemerintah Malaysia ke UNESCO.

Kepada wartawan, Khofifah menyampaikan informasi bahwa Indonesia, Jatim dan khususnya Kabupaten Ponorogo, sedang berjuang untuk mencatatkan Reog masuk dalam peninggalan budaya tak benda asli Indonesia ke UNESCO.

“Karena negara tetangga (Malaysia, Red), saat ini juga mendaftarkan Reog sebagai budaya mereka ke Unesco. Kita juga berjuang agar kesenian Reog Ponorogo masuk dalam peninggalan budaya kita,” ungkapnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (8/4/2022).

Khofifah mengaku baru saja ditelphon Menko PMK, Muhajir Effendy, terkait perkembangan usaha memperjuangkan Reog. Batas akhir penyerahan bukti-bukti sejarah adalah 13 April 2022. “Semoga Bupati Ponorogo bisa menyiapkan bukti-bukti tambahan,” harapnya.

Mantan menteri sosial ini mengambil hikmah dari peristiwa perebutan Reog didaftarkan oleh negara lain. Karena kita terlalu sibuk dengan rutinitas kegiatan masing-masing, sehingga lupa mendaftarkan budaya-budaya bangsa ke UNESCO.

Di samping itu, kelemahan sejarah hasil kreasi leluhur, dokumennya kurang lengkap. “Kita kurang memiliki dokumentasi karya-karya luar biasa tersebut, sejarah kelahirannya sampai bagaimana perkembangannya, kita belum lengkap. Ini pelajaran bagi kita,” tandasnya.

Mantan Menteri Sosial RI menegaskan pentingnya pendokumentasian dan penelusuran sejarah untuk setiap warisan budaya yang dimiliki. Karena untuk mengakui hal tersebut sebagai bagian dari kekayaan kita diperlukan hal-hal administratif sebagai bukti autentik.

“Ini waktunya memang sangat pendek maksimalisasi untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang terkait dari keabsahan bahwa Reog Ponorogo itu memang terlahir dari Ponorogo Jatim, Indonesia menjadi penting,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Sinarto. Persoalan pendokumentasian sejarah diakui masih menjadi kelemahan.

“Seperti yang disampaikan oleh Gubernur, bahwa soal sejarah memang kita punya kelemahan, kadang-kadang telat menulis daripada perjalanan kebudayaan, Nah inilah yang harus diperhatikan dan menjadi lebih serius,” jelasnya.

Namun demikian, Sinarto memastikan upaya untuk memenangkan perebutan karya Reog Ponorogo, sudah maksimal dilakukan meski dengan waktu yang tersedia terbatas.

”Kami sudah menyiapkan segala persyaratan yang disampaikan UNESCO dan Bupati Ponorogo sudah menyiapkan semua dokumen yang diperlukan,” ujarnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.