Membludak, Pasar Rakyat Indonesia ‘Goyang’ Cape Town

oleh -290 Dilihat
oleh
Konsul Jenderal RI Cape Town hadir di lokasi acara.

CAPE TOWN, PETISI.CO – Untuk memperkenalkan tradisi Pasar Rakyat Indonesia dan merekatkan hubungan antar masyarakat kedua negara, pada tanggal 14 Oktober 2023 KJRI Cape Town menyelenggarakan “Indonesian Folk Market” atau Pasar Rakyat di halaman kantor KJRI.

Antuasiasme masyarakat baik WNI, keluarga perkawinan campur, dan diaspora Indonesia di Cape Town ternyata sangat luar biasa. Mengingat membludaknya pengunjung yang membanjiri Pasar Rakyat.

Kegiatan Pasar Rakyat menyajikan promosi dan penjualan produk-produk Indonesia, promosi budaya serta kesempatan business matching.

Dalam kegiatan ini KJRI Cape Town didukung oleh partisipasi 16  vendor yang meliputi WNI yang tinggal di wilayah Cape Town dan sekitarnya.

Pasar Rakyat juga didukung oleh partisipasi 2  perusahaan Indonesia yang telah berhasil memasukkan produk-produknya ke pasar setempat, yaitu Indofood dan Kalbe Internasional. Selain itu juga didukung oleh kehadiran Indonesian Trade Promotion Center di Johannesburg.

Sejumlah grup diaspora Indonesia dan Friends of Indonesia turut berpartisipasi  membuka booth pariwisata dan tour ke Indonesia;

Pasar Rakyat menyajikan aneka produk makanan Indonesia seperti rendang, sate, nasi goreng, mie bakso, asinan, jajanan pasar, hingga es teler. Selain itu juga aneka kerajinan tangan seperti patung, baju batik, serta perhiasan perak.

Membludak, Pasar Rakyat Indonesia di Cape Town

Pasar Rakyat menampilkan  sejumlah tarian tradisional seperti tari Saman, dan tari tradisional Indonesia  lain dari Bali, Jakarta, serta Surabaya, yang dibawakan oleh diaspora Indonesia di Cape Town, yaitu EON Group – School of Performing Arts yang berbasis di Cape Town. Pengajar tari group ini merupakan lulusan Bea Siswa Budaya Indonesia.

KJRI Cape Town juga menyuguhkan penampilan Cape Malay Choir (Young Men Sporting Club) yang merupakan kelompok paduan suara Cape Malay tertua di dunia.

Sebagai gong nya, Pasar Rakyat diisi dengan penampilan artis Indonesia yang banyak digandrungi saat ini yaitu Tiyara Ramadhani (Rara) Hari Putra dari LIDA. Mereka membawakan sejumlah Indonesia dari beragam genre, termasuk dangdut yang mendapat sambutan sangat  meriah dari pengunjung yang turut bergoyang.

Tercatat tidak kurang 4.695 orang membanjiri acara Pasar Rakyat dengan antrian yang mengular panjang di depan dan samping KJRI karena harus menunggu beberapa pengunjung lain yang keluar. Hampir semua produk makanan para vendors habis terjual. Aneka produk kerajinan tangan juga banyak diserbu pengunjung. Cuaca yang cerah dan hangat nampak menjadi berkah suksesnya acara Pasar Rakyat.

Di sela-sela kegiatan, Konsul Jenderal RI Cape Town-Tudiono juga menyempatkan mengadakan pertemuan dengan CEO Suburban Travel. Suburban Travel telah memiliki paket tur ke Indonesia sejak tahun 2007 dan rata-rata mendatangkan wisatawan Afsel  ke Indonesia 140 orang per tahun. Saat ini travel ini membuat paket khusus yang menawarkan tur ke ke kota-kota yang memiliki hubungan historis erat dengan masyarakat Cape Malay Afsel.

Pada sektor investasi, Konsul Jenderal RI bertemu dengan  calon investor setempat yang saat ini menjajaki investasi sektor infrastruktur di Indonesia dan saat ini proses sedang pada tahap feasibility study.

Kegiatan Pasar Rakyat juga dimanfaatkan KJRI Cape Town untuk melakukan business matching produk-produk pakaian Indonesia dan tas.

Pasar Rakyat yang menampilkan karakter unik dan khas masyarakat Indonesia pada umumnya yakni keramahtamahan, persahabatan, ketulusan sangat mengena hati masyarakat Cape Malay Cape Town yang nenek moyangnya berasal dari Indonesia. Hal ini menjadi perekat  alami dalam memperkuat hubungan antar masyarakat Indonesia-Cape Town, Afsel.

Sebagai catatan, Cape Malay sebagai diaspora Indonesia di Afsel mencapai lebih dari 300.000 orang. Nenek moyang mereka berasal dari Indonesia seperti Tuan Guru dari Tidore dan Syekh Yusuf Al Macassari yang diasingkan ke Cape Town pada sekitar abad 16 dan 17 oleh pemerintah kolonial karena perlawanannya terhadap penjajah.

Di penghujung acara, baik pengunjung, peserta dan panitia berjoget  mengikuti lagu maumere yang dinyanyikan Rara dan Hari LIDA.(cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.