Seratusan ABK WNI Curhat di Acara Life Skills KJRI Cape Town

oleh -102 Dilihat
oleh
ABK mencurahkan hatinya (curhat), menyampaikan unek-uneknya di hadapan Konjen Tudiono.

CAPE TOWN, PETISI.CO – Seratusan ABK WNI yang sedang bersandar di Pelabuhan Waterfront Arika Selatan (Afsel) mencurahkan hatinya (curhat), menyampaikan unek-uneknya kepada KJRI Cape Town.

Keluh kesah para ABK ini disampaikan Sabtu (07/04/2024), dalam kegiatan life skills yang diadakan KJRI Cape Town, di Rumah Singgah ABK (Indonesian Seafarer Corner).

Para ABK tersebut bekerja di berbagai kapal asing, yaitu Hongjin 707, Southern Ocean, Oryong 371, Oryong 801, Dong Won 216 dan Edinburg.

Sembari ngabuburit menunggu waktu berbuka, KJRI Cape Town memberikan informasi terkait regulasi terbaru mengenai keimigrasian setempat dan mekanisme penanganan kasus. KJRI juga menerima curhatan dan unek-unek ABK.

Rivaldi ABK di kapal Oryong 371 menyampaikan bagaimana caranya mengatasi wakil kapten kapal yang suka marah-marah dan kasar secara verbal. Faiez Maulana, Konsul Protkons menjelaskan, setiap tindakan abusive baik fisik maupun psikis agar disimpan buktinya dan dilaporkan ke KJRI.

Penanganan kasus dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari diri sendiri, bermusyawarah sesama ABK di kapal, dilaporkan ke kapten kapal hingga ke KJRI yang selalu standby, baik melalui hotline, kontak personal pejabat KJRI maupun whatsapp grup Pelaut Indonesia yang dikelola KJRI.

KJRI membagikan bantuan logistik kepada para ABK

Konjen Tudiono menyampaikan bahwa Rumah Singgah ABK yang didirikan KJRI sejak 2018 dan kegiatan rutin life skills bagi ABK merupakan komitmen nyata Pemerintah dalam memberikan pelindungan dan pelayanan kepada masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya ABK.

“Setiap tahunnya, sebanyak 2000-3000 ABK bersandar di Pelabuhan Cape Town yang terletak di ujung selatan Afrika,” ujar Tudiono, Senin (08/04/2024).

Dalam kesempatan itu, salah satu ABK curhat ke KJRI tentang gajinya yang 3 bulan belum dibayar.

Menurut Tudiono, KJRI akan menindaklanjuti dengan menghubungi dan berkoordinasi dengan agen dan stakeholders, baik di Cape Town maupun di Indonesia untuk penyelesaian kasus dimaksud.

Konjen Tudiono menambahkan, bahwa pelayanan dan pelindungan merupakan prioritas misi. KJRI berkomitmen memberikan yang terbaik.

“Komitmen dan upaya nyata tersebut menjadi faktor penting yang mengantarkan  KJRI Cape Town mendapatkan penghargaan WBK dari KemenpanRB pada tahun 2022,” ujarnya.

Di akhir acara, KJRI membagikan bantuan logistik kepada para ABK berupa vitamin, alat kebersihan, jaket parasut, sepatu boot maupun makanan khas Indonesia yang dirindukan ABK.(kip)

No More Posts Available.

No more pages to load.