Menyantuni Anak Yatim Piatu

oleh -1905 Dilihat
oleh

Salah satu bentuk kepedulian Islam terhadap anak yatim piatu adalah tidak membiarkan mereka hidup tanpa bantuan dan dukungan orang lain.

Dalam Islam, semua umat Islam dianjurkan untuk memperlakukan anak yatim piatu dengan baik dan benar, memuliakan dirinya, menyantuninya, dan memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah dengan cara membahagiakan anak yatim piatu, yaitu anak kecil belum baligh yang ditinggal wafat oleh ayah ibunya.

Islam menganjurkan semua umat Islam untuk memberikan kasih sayang kepada mereka. Memuliakan dan menyantuni mereka, serta memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan hidupnya

Hal ini merupakan warisan yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alayhi Wassalam selama hidupnya. Ia merupakan sosok seorang nabi yang sangat cinta dan sayang pada anak yatim piatu.

Maka tidak heran jika kita sebagai umatnya dianjurkan oleh nabi untuk merawat dan mencintai mereka dengan sepenuh hati. Anjuran menyantuni dan membahagiakan anak yatim piatu sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman : Mereka menanyakan kepadaMu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, ‘Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!’ Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudara- saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan.
(QS Al-Baqarah : 220)

Merujuk pendapat Imam at-Thabari dalam kitab Tafsir at-Thabari, ia menjelaskan bahwa Allah menurunkan ayat ini untuk menjawab pertanyaan pertanyaan orang- orang yang hidup bersama anak yatim yang telah mencampur hartanya dengan harta mereka.

Kemudian ayat ini menjelaskan bahwa yang terpenting dalam hal ini adalah pemeliharaan yang baik terhadap anak- anak yatim piatu, tidak menyia-nyiakan hidupnya, tidak menelantarkannya, serta terjamin ketentraman dan kesejahteraannya.

Dengan demikian, pelajaran penting dalam ayat ini adalah mengajak kepada kita semua untuk senantiasa membahagiakan anak-anak yatim piatu, dengan cara memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan menjaga kesejahteraan dan ketentramannya.

Keberadaan anak yatim piatu dalam suatu rumah menjadi keberkahan tersendiri bagi penghuninya.

Keberadaannya menjadi salah satu tanda bahwa rumah tersebut merupakan rumah terbaik dibanding dengan rumah-rumah lain yang di dalamnya tidak ada anak yatim piatu. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh nabi dalam salah satu haditsnya, yaitu :
Sebaik-baiknya rumah di kalangan umat Islam adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim piatu yang diperlakukan dengan baik. Dan seburuk- buruknya rumah di kalangan umat Islam adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim piatu yang diperlakukan dengan buruk.
(HR Abu Hurairah)

Tidak hanya berupa anjuran merawat dan menyantuni anak yatim piatu saja, namun Allah juga menjanjikan pahala yang sangat istimewa kepada orang-orang yang merawat anak yatim piatu. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah bersabda:
Aku dan orang yang merawat anak yatim piatu seperti ini dalam surga.” Kemudian nabi memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, seraya sedikit merenggangkannya.
(HR Bukhari Muslim)

Hadits nabi di atas kiranya sudah cukup bagi kita semua perihal kemuliaan anak yatim piatu dan orang-orang yang merawatnya. Kemuliaan yang akan didapatkan oleh mereka sangat istimewa, yaitu akan di tempatkan di dalam surga berdekatan dengan Rasulullah

Terdapat tiga alasan kenapa kita diharuskan menjaga dan merawat anak yatim piatu, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh ‘Alauddin al-Baghdadi dalam kitab Tafsir Lubabut Ta’wil fi Ma’ani at-Tanzil, yaitu;
(1) karena anak yatim piatu masih sangat kecil dan tidak bisa mengatur pola kehidupannya;
(2) karena kesendiriannya (ditinggal seorang ayah dan ibu); dan
(3) karena tidak adanya orang yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selain balasan istimewa berupa surga yang berdekatan dengan nabi di akhirat, merawat dan menyantuni anak yatim piatu juga memiliki balasan yang sangat istimewa ketika di dunia, yaitu akan dilunakkan hatinya oleh Allah. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam salah satu riwayat sahabat Abu Hurairah, bahwa suatu saat ia mendengar seorang laki-laki yang mengadu kepada Rasulullah perihal hatinya yang keras, kemudian nabi menyuruhnya untuk memberi makan orang miskin dan mengusap kepala anak yatim piatu,

Dari Abu Hurairah, bahwa terdapat seorang laki-laki mengadu kepada nabi tentang hatinya yang keras, maka nabi bersabda: Berilah makanan kepada orang miskin, dan usaplah kepala anak yatim piatu.

InsyaAllah tulisan ini bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangannya.