BONDOWOSO, PETISI.CO – Oknum pegawai honorer di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bondowoso, yaitu, Roni Hayu Amaliyah (34) menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Bondowoso, Selasa (5/3/2019). Roni sapaan akrabnya, didakwa telah melakukan pencurian ribuan bilik suara milik KPU Bondowoso. Sehingga diseret ke meja hijau usai tertangkap oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Bondowoso.
Dalam sidang perdananya yang dipimpin Ketua Majelis Hakim, Khusaini SH. MH., Jaksa Penuntut Umum(JPU), Ardian Wahyu Hastono SH, menghadirkan tujuh saksi yang tak lain dari pegawai KPUD Bondowoso.
Ketua majelis hakim saat bertanya kepada salah satu saksi pelapor, yaitu Amiruddin Ma’ruf, selaku Komisioner KPU divisi perencanaan dan data. “Kenapa bilik ribuan bilik suara itu hilang?”. Ia menjawab, Ya betul, ada delapan ribu bilik suara di gudang Sekarputih yang hilang. “Maka saya laporkan ke polisi,” kata Amiruddin.
Sementara hakim ketua menegaskan, bahwa sekretaris KPUD Bondowoso, Joko Wahyudi, sebagai saksi, dianggap lalai dan ada pembiaran. Sebab, sekian lamanya kunci gudang itu ada pada Roni. Hingga terjadilah pencurian yang mengakibatkan ribuan bilik suara KPU yang dianggarkan dari APBN itu raib.
“Selain sekretaris KPU, faktor kelalaian ini juga ada pada Amiruddin,” jelas hakim tersebut.
Ketika hakim itu menanyakan barang bukti (BB) kepada JPU yang dicuri oleh terdakwa. “Jaksa penuntut umum, apakah BB yang dicuri terdakwa masih ada?. Karena hakim bisa menghukum terdakwa harus berdasarkan minimal dua alat bukti,” tanya hakim ketua.
Kemudian dijawab dengan nada sangat ringan. “BB tidak ada,” katanya. Kemudian, sidang tersebut, ditutup oleh majelis hakim, akan dilanjutkan Minggu mendatang dengan menghadirkan para saksi dari terdakwa.
Hasil penelusuran petisi.co, bahwa terdakwa Roni, adalah warga Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegalampel, Bondowoso. Dia sebagai koordinator pemegang kunci gudang, bahkan bertugas sebagai perbaikan kotak bilik suara yang rusak. (latif)
