Pemilik Aset Kripto di Surabaya Tetap Simpan Meski Dinyatakan Haram

oleh -76 Dilihat
oleh
Ilustrasi chart perdagangan koin kripto Bitcoin

SURABAYA, PETISI.CO – Beberapa waktu lalu PWNU Jawa Timur mengeluarkan fatwa haram bagi perdagangan mata uang kripto atau cryptocurrency. Akan tetapi, beberapa pemegang aset kripto di Surabaya mengaku enggan untuk melepas aset mereka dengan berbagai alasan.

Harun salah satunya, seorang pemilik koin Shiba Inu yang diketahui nilainya sempat melonjak pada pekan lalu. Ia menjelaskan, dirinya tidak akan melepas asetnya lantaran koin digital ini menurutnya adalah sistem perdagangan futuristik.

“Namanya zaman pasti akan berkembang. Memang perdagangan koin kripto saat ini baru booming. Tapi tidak menutup kemungkinan juga kalau beberapa tahun kedepan kripto akan menjadi alat perdagangan yang sah di seluruh dunia,” ungkap Harun saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).

Harun menyatakan, unsur spekulatif dalam kripto memanglah tinggi. Akan tetapi, apabila membicarakan tentang spekulasi maka dagang dalam bentuk apapun juga merupakan spekulasi.

“Misalkan kita beli saham di satu perusahaan. Kita berspekulasi berdasarkan analisa bahwa pergerakan saham ini bagus. Otomatis kita beli. Terus juga misal kita dagang minuman boba, karena trend anak muda sekarang doyan boba ya akhirnya kita berspekulasi bahwa kalau kita berjualan boba pasti mendatangkan untung,” ujarnya.

Selain Harun, seorang pemegang aset Dogecoin bernama Ista juga berpendapat bahwa di beberapa negara, aset kripto sudah bisa diperdagangkan secara sah. Ia mencontohkan seperti beberapa wilayah di Eropa dan Amerika yang telah menggunakan koin digital ini dalam aktivitas perdagangan.

“Sebelum saya terjun pun saya juga pastinya belajar. Nggak asal terjun aja. Namanya dagang ataupun investasi semua kan pastinya ada resiko,” kata Ista.

Kendati demikian, Ista juga menjelaskan bahwa perdebatan soal kripto sendiri di Indonesia merupakan hal yang wajar lantaran masih menjadi komoditi baru.

“Yang terpenting adalah edukasi ke masyarakatnya. Jangan dikasi tau negatif saja, kita juga harus lihat sisi positifnya juga. Semua yang mengejar keuntungan pasti berisiko. Tinggal bagaimana kita meminimalisirnya saja,” pungkas Ista. (dwd)

No More Posts Available.

No more pages to load.