Pemkot Surabaya Sabet Penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah dari KLHK

oleh -86 Dilihat
oleh
Penerimaan penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah dari KLHK kepada Pemkot Surabaya.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemkot Surabaya menerima penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah sekaligus Dana Insentif Daerah (DID) Tahun 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan (KLHK) Republik Indonesia. Penyerahan penghargaan itu sendiri diberikan saat Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021, melalui daring.

Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar mengatakan, acara ini merupakan platform memperkuat posisi pengelolaan sampah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Termasuk juga sebagai salah satu prinsip pengelolaan yang berkelanjutan.

Salah satu Bank Sampah yang ada di Kota Surabaya. (Ist)

“Yaitu sampah menjadi sumbernya melalui pelaksanaan ekonomi sirkular. Dan sampah menjadi sumber energi alternatif,” kata Siti Nurbaya Bakar.

Plh Wali Kota Surabaya Hendro Gunawan menyebut, penghargaan ini akan menjadi pelecut semangat jajaran Pemkot Surabaya untuk terus fokus melakukan pengelolaan dan menangani permasalahan sampah.

“Semoga ini menjadi penyemangat Kota Pahlawan untuk lebih baik lagi,” ujarnya, Senin (22/2/2021).

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Anna Fajriatin mengungkapkan, volume sampah bisa meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk.

Menyadari hal itu, pihaknya sudah mempersiapkan langkah penanganan untuk menekan volume sampah.

“Mulai dari sampah rumah tangga harus terpisah, kemudian pengelolaan sampah organik dengan pengembangbiakan Magot (Black Soldier Fly). Hingga pemanfaatan sampah daun menjadi kompos yang dipergunakan untuk perawatan taman-taman kota,” kata Anna.

Terkini sebut mantan Camat Gunung Anyar itu volume sampah di TPA yang awalnya 1.600 hingga 1.700 ton, berhasil ditekan menjadi 1.500 ton per hari.

“Sudah termasuk keseluruhan sampah di TPA. Baik yang dibuang oleh pemerintah maupun swasta, jadi penurunannya sekitar 20 persen per hari. Sektor swasta juga ikut bersama-sama mengurangi masuknya sampah ke TPA itu,” terangnya dia.

Meski begitu, Anna memastikan akan melakukan beragam pemanfaatan terhadap sampah, seperti menambah alat untuk mengolah furniture atau perabotan rumah tangga yang tidak terpakai. Seperti kasur, sofa, meja maupun perabotan yang lainnya.

“Karena sebagian warga yang barangnya seperti itu sudah tidak dipakai diletakkan di depan rumah. Itu pengolahannya kami secara manual. Jadi kami cari alternatifnya,” terangnya.

Sedangkan untuk DID yang diterima pemkot, kata Anna, rencananya akan diperuntukkan untuk mendukung pengelolaan sampah di Surabaya seperti pembelian mesin. Namun begitu, ia mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut dari KLHK untuk alokasi DID.

“Nanti kan ada arahannya boleh digunakan untuk belanja apa kita akan melihat aturannya,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.