Pemkot Surabaya Tunjuk Putra Papua Sebagai Perwira Upacara HUT RI Ke-75

oleh -106 Dilihat
oleh
Gladi bersih persiapan upacara peringatan HUT RI Ke-75 di halaman Balai Kota Surabaya.

Konsep Bhineka Tunggal Ika

SURABAYA, PETISI.CO – Pemkot Surabaya akan menggelar upacara peringatan HUT Republik Indonesia ke-75 di halaman Balai Kota Surabaya dengan menerapkan konsep Bhineka Tunggal Ika, dengan menetapkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya yang merupakan putra Papua, M. Fikser sebagai perwira upacara.

Menurut Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol), Irvan Widyanto, yang bersangkutan dalam hal ini M Fikser sendiri, setidaknya telah puluhan tahun berada di tubuh jajaran kepemerintahan Kota Surabaya.

“Beliau (M Fikser) adalah putra asli Papua, dimana beliau sudah mengabdikan diri ke Pemkot Surabaya lebih dari pada 20 tahun,” kata Irvan, Minggu (16/8/2020).

Dipilihnya Fikser sebagai perwira upacara  kemerdekaan Indonesia seolah menjadi cermin bahwa semangat persatuan dan toleransi di Kota Surabaya sangat tinggi. Selain itu, Irvan juga menyatakan bahwa Surabaya merupakan kota yang ramah bagi semua orang.

“Ini kan menunjukkan bahwa Kota Surabaya itu ramah untuk siapa saja, toleransi untuk siapa saja. Kita ingin menunjukkan bahwa Kebhinekaan Tunggal Ika yang ada di Surabaya itu memang benar ada dan harmonis,” katanya.

Mengingat kondisi pandemi yang masih berlangsung, pihak Pemkot Surabaya sendiri tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, baik kepada tamu undangan yang hadir di lokasi ataupun melalui daring.

“Kita memakai penerapan protokol yang ketat, jadi termasuk juga peserta upacaranya, undangan dan kemudian melalui daring,” ungkap dia.

Kemudian, diperkirakan pada tahun sebelumnya tamu undangan yang hadir di lokasi upacara mencapai ribuan orang. Namun di tahun ini pemkot hanya mengundang puluhan orang saja.

“Kalau dulu undangan sampai 2000- 3000 ribu orang. Kali ini undangannya hanya 30 orang, serta 30 orang lain penerima penghargaan,” jelas dia.

Sementara itu, pasukan pengibar bendera hanya akan dilaksanakan oleh tiga orang saja. Pasukan yang biasanya satu peleton juga diminimalisir menjadi lima orang per matra.

“Ini juga diikuti oleh seluruh Lurah, Camat, Danramil dan Kapolsek secara daring. Dan mereka pun tetap seolah-olah mengikuti upacara itu, jadi mereka semua memakai (seragam) kebesaran saat upacara,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.