Pemprov Jatim Gandeng 16 PTN untuk Atasi Pencemaran di Sungai Brantas

oleh -55 Dilihat
oleh
Guberur Khofifah MoU dengan perwakilan PTN se Jatim.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggandeng 16 perguruan tinggi negeri (PTN) se Jatim untuk mencoba mengatasi pencemaran di Sungai Brantas.

Hal itu ditandai dengan pelepasan mahasiswa KKN Kolaborasi PTN se Jatim dalam rangka Program Brantas Tuntas di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (26/12/2019). Mereka dilepas langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Melalui program KKN ‘Brantas Tuntas’ akan ada sebanyak 5.000 lebih mahasiswa yang akan langsung terjun langsung membersihkan di sepanjang daerah aliran Sungai Brantas dan mengedukasi masyarakat agar menjaga sungai serta menjadikannya sehat.

“Dengan progran ini, diharapkan Sungai Brantas jadi bersih, habitat sungainya bisa hidup secara baik dan nantinya kita tidak lagi mendengar ada ikan yang kemudian ngambang di sungai,” kata Khofifah usai pelepasan mahasiswa KKN Kolaborasi PTN se Jatim.

Khofifah foto bersama mahasiswa dari berbagai PTN se Jatim

Menurutnya, program Brantas Tuntas ini bukan sekedar kolaborasi, namun juga sinergi yang luar biasa yang diharapkan akan menjadi role model untuk bisa diterapkan di kawasan sungai yang lain.

Lebih dari itu, para mahasiswa yang melakukan KKN di DAS Brantas juga diharapkan bisa melakukan penyisiran kemiskinan dan juga masalah stunting. Bagaimana elemen strategis di sebuah daerah bersama-sama kita menyelesaikan persoalan bangsa ini dimulai dari Jatim.

“Yang sudah bersama-sama dengan kita sekarang ada 16 perguruan tinggi negeri. Berapa perguruan tinggi swasta ingin gabung, saya juga sudah menyampaikan kepada tim tapi ini akan masuk pada tahap berikutnya,” paparnya.

Khofifah ingin para mahasiswa tersebut juga melakukan penyisiran dan mengatasi masalah pencemaran Kali Brantas. Bahkan, kalau bisa gerakan KKN ini mencontoh keberhasilan di Sungai Citarum yang diwujudkan dengan gerakan Citarum Harum.

“Kalau bisa seperti Citarum Harum, infonya lewat gerakan itu ada 200 pipa yang kemudian disemen. Karena pipa itu menjadi saluran pembuangan air limbah di bawah arus sungai,” ujarnya.

Untuk itu, Khofifah berharap ke depan kolaborasi bisa diperluas. Selanjutnya kolaborasi yang ditarget adalah dengan aparat penegak hukum. Sebab untuk melakukan penutupan pipa semacam itu harus oleh aparat yang berwenang.

“Password kita adalah kolaborasi. Kalau ada kolaborasi KKN akan memberikan edukasi. Ke depan, kita harus meluaskan jejaring lagi. Kolaborasi kita harus dengan aparat penegak hukum,” katanya.

Usai melepas mahasiswa KKN, Khofifah melihat kondisi sungai Kalimas di belakang Grahadi

Koordinator KKN, Eko Supeno menambahkan dari 21 PTN di Jatim, yang sudah bergabung ada 16 PTN. Dari yang terlaporkan ke kami dari KKN ini nantinya akan ada 5.000 lebih mahasiswa yang dilibatkan.

“Program ini adalah jawaban perguruan tinggi atas permasalahan Sungai Brantas. Tujuan utama KKN ini, yang pertama adalah mahasiswa siap menjadi duta lingkungan untuk jadikan sungai di Jatim lebih baik,” katanya.

Kedua, yaitu mahasiswa siap untuk jadi bagian dari pengedukasi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai wilayah Brantas dari hulu sampai hilir.

Ketiga, mahasiswa siap untuk jadi bagian dalam basis ekonomi yang ada di Jawa timur. “Di luar kegiatan utama KKN, setiap perguruan tinggi juga akan melakukan kegiatan bakti keilmuan masing-masing kampus,” tandasnya. (bm)