Penanganan AKI dan AKB Jadi Perhatian Pemkab Bondowoso

oleh -98 Dilihat
oleh
Acara fasilitasi penyusunan RAD bidang KIA dan Gizi

BONDOWOSO, PETISI.CO – Penanganan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bondowoso, yang  menjadi salah satu super prioritas. Hal ini tak terlepas dari tingginya kasus AKI dan AKB di wilayah tersebut. Terlebih lagi, AKI dan AKB menjadi salah satu indikator yang mempengaruhi angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Namun, penanganan ini tidak hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun Dinas Kesehatan saja. Melainkan perlu ada sinergitas di berbagai lintas sektor, tak terkecuali pemerintahan kecamatan hingga desa.

“Makanya karena ini menjadi super prioritasnya kabupaten dalam rangka penurunan AKI dan AKB. Maka disini ini namanya Rencana Aksi Daerah (RAD)nya Kesehatan Ibu dan Anak semua perlu ikut memikirkan ini,” ujar  Asisten II,  Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, Agus Suwardjito usai mengikuti Fasilitasi Penyusunan RAD bidang KIA dan Gizi, Kamis (25/4/2029) di Resto Ijen View Bondowoso.

Disamping itu, ia berjanji akan komitmen dari berbagai lintas sektor ini nantinya juga akan direalisasikan dalam anggaran di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Sehingga diskusinya disini ada cross cutting”kata Agus Suwardjito atau  mantan direktur Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Koesnadi Bondowoso itu.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, Mohammad Imron, mengaku, bahwa di samping lintas sektor, nanti Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) juga turut mensupport. Dukungan yang diberikan bukan dalam bentuk anggaran, melainkan pendampingan secara khusus.

“Lebih kepada penguatan dalam rangka untuk mendetailkan apa yang menjadi persoalan utama Pemkab di bidang kesehatan. Satu terkait dengan masalah AKI dan AKB, kemudian stunting, akses jamban atau ODF,” akunya.

Seraya menambahkan, salah satu juga yang nantinya akan dibantu Kompak, yaitu pembuatan Aplikasi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) 4.0.

“Aplikasi yang nantinya diharapkan bisa diakses dengan mudah oleh tenaga kesehatan hingga tingkat desa, yang turut memantau ibu hamil dan melahirkan maupun bayi dan balita di berbagai wilayah Bondowoso,” tambahnya.

Selain itu, dari Perwakilan Kompak di Bondowoso, Rifki,  menerangkan, ranah intervensi dari Kompak, yakni lebih kepada persoalan di hulunya, yaitu di masyarakatnya.

“Masalah kematian ibu ini kan lebih banyak, karena deteksi awalnya yang kemudian sangat terlambat. Dulu ada program yang namanya desa Siaga, yang melibatkan PKK, melibatkan Kades, kelompok pengajian yang responsive terhaap ibu hamil. Itu yang coba kemudian dioptimalkan oleh Kompak. Tidak hanya sosialisasi tapi juga uji cba P4K di beberapa desa, tapi belum kita putuskan bersama Dinkes. Itu yang kemudian mejadi poin yang diminta dukungan oleh Dinkes,” tandasnya.

Sekedar diketahui,  bahwa Dinkes Bondowoso, telah menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk penurunan AKI dan AKB yang masih cukup tinggi.(tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.