Pengrajin Kaligrafi Tulungagung ini Belajar Secara Otodidak, Kini Pangsa Pasarnya Sampai Ke Manca Negara

oleh -225 Dilihat
oleh
Andik menunjukkan kaligrafi hasil karyanya.

TULUNGAGUNG, PETISI.COBerawal ketertarikan melihat dari media sosial YouTube, kini Andik Priyo Budi Utomo (35) asal Desa Sumberejokulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung ini mampu berkarya dan berkreatifitas sebagai pengrajin kaligrafi.

Selain mendapatkan order pesanan di dalam negeri sendiri, pangsa pasar kerajinan kaligrafinya pun sudah mulai ke manca negara (luar negeri).

Andik merapikan kaligrafinya

“Pertama lihat di YouTube itu. Terus di (aplikasi) Facebook ketemu pengrajin dari daerah Kediri terus saya belajar di sana,” tutur Andik sapaan akrabnya, Rabu (12/1/2022).

Menurut Andik sapaan akrabnya pria ramah bertubuh langsing ini, kerajinan kaligrafi yang tengah digelutinya sejak 2019 lalu dengan menggunakan bahan bahan antaralain kain bludru, lem dan pradavoil warna perak dan emas untuk pewarna tulisan kaligrafi.

Setiap harinya mampu memproduksi 3 buah kaligrafi untuk ukuran 120 cm X 40 cm, itupun sesuai tingkat kesulitan masing-masing pesanan. Untuk kaligrafi Ayat Kursi jika dirata-rata setiap bulan pihaknya mampu memproduksi 20 biji.

Lanjut Andik, harga kerajinan kaligrafinya pun bervariasi sesuai ukuran motif maupun tingkat kesulitan dalam pengerjaannya.

“Yang murah mulai dari harga Rp 40 ribuan, terus naik naik sampai ukuran besar dengan harga Rp 15 juta,” jelasnya.

“Pemasarannya kalau luar negeri sampai Hongkong, Taiwan. Kalau di daerah sini di Jawa tengah, Jawa barat, Kalimantan,” terangnya.

Andik mengungkapkan, tingkat kesulitan dalam pengerjaan kerajinan kaligrafi yang diproduksinya yaitu dari jenis ornamennya. “Ornamennya kadang ada yang minta yang ngrenik (red-rumit, detil), itu lama prosesnya,” ungkapnya.

Untuk omset kerajinan kaligrafi, lanjut Andik, rata rata setiap bulan mencapai sekitar Rp 10 juta. Namun, jika momen tertentu seperti menjelang Hari Raya Lebaran Idul Fitri omset yang didapatkan bisa mencapai 2 kali lipat dari biasanya.

“Momen yang rame menjelang lebaran, pas bulan puasa itu bisa 2 kali lipat,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua BUMDes Sumber Mulyo Desa Sumberejokulon, Yuri Novia menyampaikan, terkait produk-produk ataupun usaha warga yang intinya termasuk usaha kreatif itu dimasukkan atau difasilitasi hingga dipromosikan melalui digitalisasi Desa sebagai bagian dari produk unggulan Desa.

“Jadi di situ kita juga promokan melalui IG nya BUMDes melalui websitenya BUMDes maupun Desa dan kita share juga ketika ada lomba lomba Desa,” ujarnya.

Dalam lomba Desa itu, lanjutnya, biasanya ditanyakan ada produk unggulan Desa. “Dalam bentuk kuliner apa, kriya apa terus potensi yang lainnya apa, nah itu kita masukkan juga ke dalam produk unggulan Desa,” tandas Yuri. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.