Penyakit Penyerta Jadi Penyebab Tingginya Angka Kematian Covid-19 di Kota Surabaya

oleh -198 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama jajaran Kementrian Kesehatan setelah melakukan pertemuan.

SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menggelar pertemuan dengan jajaran Kementrian Kesehatan (Kemenkes), IDI Surabaya, Persi, Direktur rumah sakit, Kepala Puskesmas dan Camat se-Surabaya.

Dalam pertemuan tersebut membahas mengenai upaya mengurangi tingkat kematian pasien Covid-19 di Kota Surabaya sesuai yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat.

“Kita diperintahkan oleh menteri menurunkan angka kematian,” kata Risma di halaman Balai Kota Surabaya (1/6/2020).

Sedangkan, penyebab tingginya angka rasio kematian akibat Covid-19 sendiri, dikarenakan adanya faktor penyakit penyerta atau komorbid pada pasien.

“Karena hampir 90 persen ada komorbid,” kata Risma di halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (1/7/2020).

Mengingat tingginya persentase rasio itu, pihaknya akan terus berupaya mencari sebuah cara, guna menekan angka kematian pasien Covid-19 yang disertai Komorbid di Kota Surabaya.

“Artinya kita tidak cari alasan, tapi kita cari bagaimana cara menurunkan angka kematian di Surabaya,” jelasnya.

Hingga kini pihaknya juga terus melakukan distribusi bantuan yang dibutuhkan oleh pihak rumah sakit untuk melakukan penanganan kepada pasien Covid-19.

Risma juga menyampaikan, pihak Kemenkes akan membantu upaya Pemkot Surabaya mengurangi tingkat rasio kematian.

“Alhamdullilah tadi, tim dari Kemenkes bahwa kami akan dibantu untuk peralatan-peralatan itu. Jadi artinya, mungkin dengan peralatan itu kita bisa mengurangi lagi angka kematian,” jelasnya.

Rencananya Pemkot Surabaya bersama Kemenkes akan segera mendetailkan protokol yang ada di rumah sakit. Hal tersebut dilakukan untuk mengantasipasi adanya tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19.

Sementara itu, Staf khusus Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan Kemenkes, Alexander K Ginting menjelaskan, kedatangannya bersama jajaran Kemenkes yaitu untuk melakukan diskusi mengenai penanganan Covid-19.

“Kehadiran kita di sini bukan untuk menggurui. Kita tahu Surabaya punya pengalaman. Kita di sini lebih untuk pengalaman dan sharing apa yang kita alami dan ketahui karena ilmunya baru. Bagaimana Surabaya bisa turun kematiannya dan temuan kasusnya bertambah,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.