Peringatan Harganas Ke-29 Kota Blitar Launching One Touch Stunting

oleh -130 Dilihat
oleh
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, MM

BLITAR, PETISI.CO – Angka Prevalensi Stunting Kota Blitar Tahun 2021 menurut data SSGI 2021 sebesar 12,9% atau terdapat 416 Balita Stunting dari 10.597 Balita Sasaran. Angka ini sebenarnya sudah di bawah target yang diberikan Presiden.

Namun, data keluarga berisiko stunting berdasarkan hasil PK21 masih sebesar 43,21% dari 22.366 keluarga sasaran berisiko stunting. Angka tersebut masih cukup tinggi untuk menggambarkan kondisi Stunting di Kota Blitar.

Launching One Touch Stunting

Oleh karena itu, untuk memperingati Harganas Ke-29 di Kota Blitar, Walikota Blitar Drs. H. Santoso, M.Pd. mengajak instansi terkait, lintas sektor, Ketua DPRD Kota Blitar, Kapolres Kota Blitar, Komandan Dandim, Prof. Sri Sumarmi, S.KM. M.Kes sebagai ahli dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, MM untuk menggagas langkah strategis yang diperlukan demi mencegah bertambahnya angka stunting dan juga meluncurkan aplikasi “One Touch Stunting”, Minggu (10/07/2022).

Mengawali acara peringatan Harganas pagi ini di Balai Kota Blitar, dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, MM atau akrab dipanggil Erna memberikan sambutan dan juga apresiasi kepada Kota Blitar. Karena angka stunting di Kota Blitar sudah bagus dan inovasi yang diberikan sungguh luar biasa.

“Penurunan stunting ini kan kerja gropyokan, bukan sendiri-sendiri. Artinya dibutuhkan kolaborasi yang baik dari semua lintas sektor terkait. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi betul angka stunting di Kota Blitar sudah baik. Bahkan hari ini masih ada inovasi yang ditawarkan untuk mempercepat aksi penurunan stunting di Kota Blitar yaitu aplikasi “One Touch Stunting”,” ungkap Erna.

Salah satu pembaruan strategi percepatan penurunan stunting adalah pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga berisiko stunting dengan sasaran calon pengantin (catin), ibu hamil dan menyusui sampai dengan pasca salin dan anak 0 – 59 bulan.

Dalam pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting diperlukan kolaborasi Stakeholder dan metode untuk mempercepat proses pendampingan keluarga sehingga tepat sasaran. Oleh karena itu, dengan melaksanakan terobosan pendampingan yang tepat sasaran disusunlah aplikasi “One Touch Stunting”. Melalui aplikasi ini Data terpadu stunting tersedia dan akan menggambarkan lokasi yang berpotensi dengan prevalensi stunting tinggi sehingga Tim Pendamping Keluarga Stunting bisa langsung melakukan pendampingan secara terpadu.

Sebelum meresmikan launching aplikasi “One Touch Stunting”, saat menyampaikan sambutannya, H. Santoso walau sudah mendapat apresiasi dari bu Erna, rupanya tidak cepat berpuas diri. Beliau masih ingin mewujudkan Kota Blitar Zero Stunting.

“Kalau tadi bu Erna bilang angka stunting di Kota Blitar sudah baik, yaitu 12,9% sudah dibawah target Presiden, namun target kita adalah zero stunting. Kita bisa membuat Kota Blitar ini bebas stunting,” ungkap H. Santoso saat sambutan.

Wali Kota Blitar menyampaikan juga selain bebas stunting, target utama dari Kota Blitar adalah mewujudkan warga Kota Blitar unggul dan berbasis IT. Hal ini sejalan dengan penggunaan aplikasi “One Touch Stunting”, merupakan inovasi berbasis IT yang digunakan Kota Blitar untuk melakukan intervensi keluarga beresiko stunting di Kota Blitar.

“Sekali kita menekan tombol One Touch Stunting, kita bisa tau titik-titik mana keluarga yang perlu diintervensi. Sehingga kita bisa sama-sama berharap Kota Blitar ini bisa betul-betul mewujudkan zero stunting,” tutup H. Santoso.

Selain melakukan launching aplikasi “One Touch Stunting”, Wali Kota Blitar juga mengukuhkan Duta Bapak Asuh Anak Stunting, yaitu Komandan Dandim. (guh)

No More Posts Available.

No more pages to load.