Peringatan Nuzulul Qur’an, Sarmuji Kupas Posisi Perempuan dalam Sejarah Perkembangan Dunia

oleh -185 Dilihat
oleh
Sarmuji (tengah) saat menghadiri peringatan Nuzulul Qur'an di masjid Al Mujahidin Golkar Jatim, Selasa kemarin.

SURABAYA, PETISI.CO – DPD Partai Golkar Jawa Timur (Jatim) menggelar peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Al Mujahidin Golkar Jatim, Selasa (19/4/2022). Tema yang diambil dalam pengajian itu, adalah Perempuan Dalam Islam.

Hadir dalam kegiatan rutin di bulan Ramadhan itu, Ketua DPD Golkar Jatim HM Sarmuji, Wakil Ketua Bidang Kerohanian DPD Golkar Jatim dan sejumlah pengurus DPD Partai Golkar Jatim. Sedangkan pembicaranya KH Muhammad Mu’afi Zaini (Gus Mamak).

Dalam kesempatan itu, Sarmuji mengupas posisi perempuan dalam sejarah perkembangan dunia. “Posisi perempuan dalam kitab suci Alquran, sangat dihormati dan dijunjung tinggi,” ucapnya.

Menurutnya, di zaman Romawi dan Junani, posisi perempuan awalnya memang posisinya sangat rendah. Bahkan ketika zaman Nabi Muhammad SAW pada awalnya dakwah untuk menyebarkan Islam, perempuan benar-benar diletakkan paling rendah. Hanya sebagai pelengkap saja bagi seorang laki-laki.

“Bahkan, ada cerita saat itu bahwa bayi perempuan hanya jadi beban saja atau menjadi aib keluarga. Sampai-sampai ada juga yang dibunuh,” cerita Sarmuji.

Namun, lanjutnya, semuanya berubah dengan seiring kehadiran Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan Agama Islam. Di dalam ajaran Islam, posisi perempuan melompat jauh tinggi dibandingkan sebelumnya.

Bahkan dalam Quran pun ada surat yang identik dengan nama perempuan seperti Surat Anisah dan Surat Mariam. Yang mengejutkan dalam Surat Al-Mujadilah atau perempuan yang beragumentasi, menunjukkan pada zaman Nabi bahwa dalam Islam perempuan diberikan hak-haknya untuk berpendapat.

Kini, dimana kebetulan pada peringatan Nuzulul Quran kali ini bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, di mana Kartinilah yang mendobrak zaman itu yang menganggap posisi perempuan direndahkan.

“Berkat Raden Ajeng Kartini akhirnya kaum perempuan bisa mendapatkan tempat yang layak, dimana kedudukan perempuan sama dengan kamu laki-laki,” anggota DPR RI ini.

Mungkin saja, saat itu Kartini juga sudah belajar tentang perempuan dari seorang Kiai Soleh yang mengerti posisi perempuan di Alquran. “Kini, kita harapkan apa yang sudah ditunjukkan oleh Kartini itu dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.