Perjuangan Desa Grujugan Kidul Menuju Desa Open Defecation Free

oleh -52 Dilihat
oleh
Kades Grujugan Kidul, M. Namawi Siddiq bersama pihak Kecamatan Grujugan, Puskesmas Grujugan dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Bondowoso saat melakukan monitoring

BONDOWOSO, PETISI.CO – Perjuangan Pemerintahan Desa Grujugan Kidul, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, untuk menuju Desa Open Defecation Free (ODF) atau Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) tidaklah mudah.

Tahun 2015, M. Namawi Siddiq semenjak menjabat Kepala Desa adalah masa-masa awal perjuangan itu bermula, tepat dimana pertama kali Area Development Program (ADP) Bondowoso Wahana Visi Indonesia pun hadir di wilayah tersebut.

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ‘Stop Buang Air Besar Sembarangan’ adalah salah satu aktivitas yang dikerjakan warga Desa Grujugan Kidul bersama ADP Bondowoso. Melalui program ini, masyarakat diajak untuk melakukan koordinasi dan gotong royong lintas sektor demi menciptakan desa yang bersih dan sehat.

Hingga akhirnya pemerintah Desa tersebut, fokus untuk mengerjakan program STBM pada bulan Januari  2019 dengan membentu Kelompok Masyarakat  Sanitasi Aktif atau yang dekenal  dengan sebutan ‘Kera Sakti’.

Dengan terbentuknya ‘Kera Sakti’ yang dikomandoi oleh  Bahrul Munir, seluruh warga desa mulai melakukan pembuatan WC.

Tak hanya itu, pihak Dinas Kesehatan Pemkab Bondowoso, melalui pemerintah desa setempat turut berkontribusi dalam pemberian Jamban Semi Permanen (JSP) kepada 68 Kepala Keluarga demi mewujudkan Desa ODF atau Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan.

Pembentukan Kera Sakti itu, ternyata berbuah manis. Tak lama dari aktivitas gotong royong lintas sektor tersebut, Desa Grujugan Kidul telah dinyatakan sebagai Desa ODF.  Hal ini dilakukan untuk memicu Desa-desa lain untuk segera bergerak melakukan pembangunan WC  dan melakukan perubahan perilaku.

Kepala Desa Grujugan Kidul, menyebutkan, bahwa perjuangan ini memang tidak mudah karena jauhnya jarak antar RT.  Namun para warga dan pihak pemerintah desa terus melakukan verifikasi antar dusun demi mendapatkan Desa ODF yang lebih banyak lagi.

“Respon negatif warga desa juga menjadi tantangan dalam pelaksanaan program ini. Meski begitu, pemerintah desa semakin cepat melakukan pergerakannya. Koordinasi dan evaluasi tetap dilakukan guna mencapai Desa ODF secara menyeluruh,” kata M. Namawi Siddiq, Jumat (6/12/2019).

Kini, kerjasama yang dilakukan bersama lintas sektor akhirnya bisa berjalan baik.

“Karena Pihak Kecamatan dan Dinas Kesehatan beserta jajarannya banyak berperan memberikan penyuluhan, sosialisasi, pemicuan, evaluasi, monitoring. Sehingga pada 2019 awal, Pemerintah Desa Grujugan Kidul sudah mampu bergerak sendiri,” imbuhnya.

Untuk diketahui, warga Desa Grujugan Kidul, baik anak-anak maupun orang dewasa kini sudah dapat menikmati hasil perjuangan mereka dengan memiliki WC sendiri. Sehingga aktivitas mandi, BAB, BAK dapat dilakukan ditempat yang semestinya.(tif)