Perkuat Ketahanan Pangan Daerah, Stakeholder Pertanian Lamongan di Bimtek BSIP

oleh -191 Dilihat
oleh
Kepala BSIP Jatim bersama Bupati dan pejabat Lamongan

LAMONGAN, PETISI.CO – Petani di Kabupaten Lamongan perlu memperkuat dan menerapkan kapasitas standart pertanian guna meningkatkan hasil produktivitas khususnya padi dan jagung dalam rangka memantapkan ketahanan pangan nasional.

Hal tersebut terungkap melalui kegiatan bimbingan teknis (bimtek) Penguatan Kapasitas Penerapan Standar Peningkatan Padi dan Jagung bersama pendamping pertanian, penyuluh pertanian, perangkat pertanian, dan pelaku usaha (petani) dari 24 kecamatan, yang diselenggarak oleh Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) di Aula Gajahmada Pemda Lt. 7, Senin (18/12/2023).

Kepala BSIP Jawa Timur, Atekan mengatakan, hasil produk pertanian belum mampu bersaing di pasar internasional. Hal tersebut, sebagian besar diakibatlan oleh mutu pertanian yang kurang bagus.

“Kita harapkan dengan BSIP ini bisa mengawal produk-produk pertanian agar bisa menjadi lebih baik, kualitas lebih baik, dan tentu saja nanti kita harapkan ada nilai tambah dari produk pertanian yang kita hasilkan,” ungkap Atekan.

Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lamongan terus memasifkan berbagai upaya untuk memperkuat kedaulatan pangan daerah khususnya padi dan jagung.

Dipaparkan Yuhronur, konsistensi Pemerintah Daerah dalam mempertahankan ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan produktivitas pangan membuahkan hasil positif bagi petani maupun daerah, yang dapat dilihat melalui Lamongan menjadi daerah penyumbang beras nomor 1 di Jawa Timur sekaligus menempati peringkat ke 5 secara nasional.

Pak Yes menyebutkan, pada 2022, hasil produksi padi di Kabupaten Lamongan mencapai 1,2 juta ton. Sementara, di tahun 2023 ini ada sedikit penurunan menjadi 1,1 ton yang diakibatkan perubahan cuaca. Sedangkan, produksi jagung di Kabupaten Lamongan mengalami kenaikan produktivitas secara signifikan dari 480.000 ton di tahun 2022, menjadi 560.000 ton pada tahun 2023.

Meski demikian Yes menyampaikan pertanian di Kabupaten Lamongan masih memiliki berbagai tantangan mulai dari curah hujan yang tidak menentu, ketersediaan pupuk, serangan hama dan penyakit, ketersediaan pasar dan stabilitas harga, permodalan, serta peningkatan pengetahuan dan keterpilan petani.

“Perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi petani berdasarkan pengalaman-pengalaman. Dan hari ini kita berterima kasih kepada BSIP kesempatan ini saya yakin bisa menambah kapasitas keterampilan dan pengetahuan para petani di Kabupaten Lamongan,” imbuh Pak Yes.

Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan ini berpesan, agar para penyuluh menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator bagi para petani di daerahnya. Sekaligus mendorong petani untuk berorganisasi dalam bentuk sekolah lapang.

“Kepada para penyuluh terus menjadi penyedia informasi bagi para petani, jangan sampai penyedia informasi ini tidak tau apa-apa, karena penyluh ini yang akan ditanya oleh paranpetani, jadi harus mengetahui apapun, pengetahuannya harus lebih dari pada petani”, pungkasnya. (yus)