Perkumpulan Tugu Pahlawan Lahir di Hari Kemerdekaan Indonesia

oleh -63 Dilihat
oleh
Usai deklarasi foto bersama di depan sekretariat Jalan Urip Sumoharjo 9 Surabaya.

SURABAYA, PETISI.CO – Bertepatan peringatan ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, Senin 17 Agustus 2020, pukul 10.00 WIB, lahir Lembaga Kajian Umum Tugu Pahlawan yang dideklarasikan di Sekretariat di Jalan Urip Sumoharjo 9 Surabaya.

Organisasi yang diketuai MT Yudhihari SH MH bergerak di bidang kajian umum. Sebagai sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan kota yang kompleks dengan permasalahannya.

Perkumpulan Tugu Pahlawan, bermula dari sekadar jagong. Lalu mengembang jadi dialog tematik, kemudian terjadi kristalisasi pikiran untuk membentuk kelembagaan secara formal.

Begitulah kronologi dari sebuah pertemuan berulangkali di warung Dapoer Oemoem Taman Budaya Jawa Timur di Jalan Gentengkali 85 Surabaya sejak akhir Juli, hingga Agustus 2020.

Tercatat dalam pertemuan tersebut delapan nama, antara lain: Darmantoko (Jurnalis), Udik Laksono (Koran Peduli Rakyat), Setyo (HK.com), Basuki (Jurnalis), Bachtiar (Surabaya News, Advokad), Tri Widodo (Profesional), Supriadi (Petisi.co), Rokimdakas (wefreeline.com), serta Yudhihari (Advokad) menyatakan diri siap bergabung.

MT Yudhihari SH& MH memberikan sambutan.

“Kita dihadirkan serta dihidupi oleh Tuhan, tentu amat disayangkan jika disia-siakan tanpa melakukan hal-hal yang bermakna,” kata Rokimdakas.

Ibaratnya, lanjut Rokimdakas, tanpa mendirikan “Tugu” sebagai tetenger dharma bhakti pada kehidupan.

“Perenungan itulah yang melandasi “kerentek” untuk mendirikan lembaga dalam format perkumpulan bernama Tugu Pahlawan,” tutur Rokimdakas, sekretaris Tugu.

Kelompok kerja yang didukung para nasionalis ini berpijak pada azas Pancasila dan UUD 1945 sebagai kewajiban dalam merawat warisan para pendiri negara.

Kehendak yang melandasi pendirian Tugu Pahlawan adalah untuk merekonstruksi sejarah kota, mengkomunikasikan problematika kota ke publik.

Membantu pemerintah pada pengembangan program-program pembangunan, seraya mewujudkan nilai-nilai kepahlawanan.

Yudhihari, Ketua Perkumpulan Tugu Pahlawan kepada wartawan menegaskan, sebagai generasi penerus kita berkewajiban meneruskan spirit perjuangan para leluhur.

“Jika kita melakukan kebaikan maka obyek abstrak akan melindungi obyek nyata yakni raga kita. Jadi tidak perlu khawatir mengungkapkan kebenaran karena akan terlindungi,” tegas Yudhihari.

Sementara itu Rokimdakas menambahkan, falsafah kelembagaan adalah memberdayakan diri untuk tetap berkarya.

“Usia bukan menjadi halangan untuk menyumbangkan apa yang kami miliki bagi kebaikan bersama,” tutur Rokimdakas.

Menurut sekretaris Tugu, para pendukung lembaga ini terdiri jurnalis senior yang memiliki jam terbang lebih dari 30 tahun.

Sejak menjadi juru warta mereka istiqomah di bidangnya sehingga pengetahuannya setara pakar.

Ada spesialis perkotaan dan perundang-undangan, hukum dan kriminal, kebudayaan dan kesenian serta didukung oleh praktisi hukum yang integritasnya teruji.

Berkaitan dengan spirit kepahlawanan, mumpung sedang berada dalam bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia maka disepakati untuk menggelar deklarasi.

Senin, 17 Agustus 2020 di sekretariat pada pukul 10.00 WIB tepat sesuai dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno–Hatta pada tahun 1945. (pri)

No More Posts Available.

No more pages to load.