BLITAR, PETISI.CO – Tradisi Siraman Gong Kyai Pradah yang di gelar rutin tahunan setiap bulan Robi’ul awal takun Hijriyah merupakan agenda kebudayaan. Di tahun ini siraman gong Kyai Pradah digelar tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dan sedikit pengunjung masyarakat yang menyaksikan.
Di tahun-tahun sebelumnya biasanya dihadiri ribuan masyarakat yang ngalap berkah, hal ini terjadi karena situasi pandemi Covid-19. Sehingga siraman Gong Kyai Pradah kali ini digelar secara tertutup dan terbatas.
Selain Pjs. Bupati Blitar Budi Santoso tampak hadir diantaranya, Kapolres Blitar, Sekda Kabupaten Blitar dan Camat Sutojayan dan Muspika Kecamatan Sutojayan serta tokoh-tokoh masyarakat.
Pjs. Bupati Blitar Budi Santoso mengatakan, siraman Gong Kyai Pradah tahun ini digelar secara tertutup dan terbatas. Karena untuk menghindari kerumunan massa di saat pandemi Covid-19.
“Jika tahun-tahun sebelumnya bisa disaksikan masyarakat secara umum hingga ribuan orang, maka di masa pandemi Covid-19 ini dibatasi dengan protokol kesehatan yang ketat,” kata Budi Santoso, Sabtu (31/10/2020).
Lebih lanjut Budi Santoso menjelaskan, siraman Gong Kyai Pradah adalah warisan budaya yang telah mendapat pengakuan pemerintah pusat. Sehingga meskipun dalam pandemi Covid-19, acara ritual tetap diselenggarakan dengan ritual-ritual baku yang sudah dilaksanakan dengan baik.
“Ritual setiap bulan Robi’ul awal (Maulud) tetap digelar di Alun-alun Lodoyo, Kecaman Sutojayan seperti tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya. (adv/kmf/min)
