Praktisi Hukum: Kanjuruhan Prioritas bukan Formalitas

oleh -90 Dilihat
oleh
Suasana persidangan
Sidang Kanjuruan Menjadi Perhatian Pusat dan Dukung Prosesnya

SURABAYA, PETISI.CO – Sidang terkait tragedi Kanjuruhan sudah memasuki tahapan yang ketiga. Seluruh yang terlibat dalam proses persidangan tersebut tidak ada yang terlihat main-main. Semua berjalan dan bekerja sesuai tugas mereka masing-masing.

Namun sayangnya masih ada yang menganggap sidang tersebut terkesan dianggap formalitas saja. Padahal semua sudah berjalan sesuai aturan, bahkan sidang ini adalah atensi dari pemerintah pusat untuk segera menuntaskan persolan ini.

Tapi sayang masih saja ada masyarakat yang menganggap proses ini hanya rekayasa dan formalitas saja. Dengan mengedepankan etika hukum maka awak media mencari fakta di lapangan, apakah benar apa yang ditudingkan Netizen selama ini seperti itu?

Dalam kesempatan ini awak media mewawancarai salah seorang praktisi hukum yang biasa melakukan persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya. Menurutnya sidang yang dilakukan terkait perkara Kanjuruhan sudah sesuai dengan prosedur. Bahkan ini kasus yang sudah diatensi oleh pusat. Jadi sangat tidak mungkin bila dijadikan hanya sebagai formalitas.

“Kasus ini adalah kasus Nasional, jadi atensi dari pusat sangatlah penting. Saya kira tidak mungkin pihak pengadilan Negeri berani bermain. Sebab ini menjadi perhatian publik. Dan secara proses ini sudah sah,” papar Khoirul Subekti, SH, MH.

“Sebagai warga negara yang baik seharusnya kita ikut mendukung langkah persidangan. Jangan malah memperkeruh suasana dengan membuat opini atau dugaan yang tidak bisa di pertanggung jawabkan nantinya. Sidang yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu ini masih wajar dan sesuai dengan aturan. Dan sistem hukum acaranya juga normal,” ucapnya.

Adapun berita yang muncul bahwa sidang ini dianggap hanya sebagai formalitas tentu tidak memiliki etika berkomunikasi. Sebab faktanya tidak demikian. Trus sekarang saya tanya, apa yang menjadi indikator kalau sidang ini diseting dan hanya menjadi formalitas saja?.

“Makanya kita perlu pendewasaan dalam menyikapi segala sesuatu. Contohnya Cak Nun saja digoreng oleh Netisen sampai seperti itu. Jadi intinya masyarakat Indonesia harus lebih berhati-hati dengan pendapat atau opini yang menyesatkan. Kan kita bisa mempelajari di berbagai sumber, apa saja yang sedang terjadi, termasuk segala. Informasi dari banyak berita seperti media online atau lainnya, jangan gampang menyimpulkan seperti itulah. Karena itu akan memperkeruh suasana. Bahkan bisa berakibat fatal,” tuturnya.

“Untuk itu pesan saya khusus untuk sidang Kanjuruhan saya melihat sudah bagus. Apalagi ada informasi keluarga korban juga bisa hadir dan mengikuti sidang. Ini sudah bagus jangan menurut saya. Jangan sampai di goreng atau dipolitisir lagi lah,” pungkasnya. (kij)

No More Posts Available.

No more pages to load.