Presiden Joko Widodo Apresiasi OJK Dalam Memajukan Resiliensi Industri Jasa

oleh -216 Dilihat
oleh
Presiden Joko Widodo bersama Direksi OJK

JAKARTA, PETISI.CO – Presiden RI, Joko Widodo, menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (20/02/2024). Dalam acara tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) dan menyampaikan arah kebijakan untuk tahun 2024.

OJK menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga berkat permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terkendali. Hal ini memungkinkan sektor tersebut untuk menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada OJK dan semua pihak yang telah bekerja sama dalam memajukan dan mewujudkan ketahanan industri jasa keuangan Indonesia. Presiden mengingatkan pentingnya belajar dari krisis keuangan di masa lalu dan menjaga kewaspadaan dalam menjaga industri jasa keuangan dan perekonomian.

Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta dukungan terhadap pembiayaan UMKM dan keuangan berkelanjutan.

Presiden mengapresiasi penyempurnaan taksonomi berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan oleh Ketua OJK. Menurutnya, inisiatif keuangan hijau dapat membantu menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan inklusivitas.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa, mengatakan bahwa, “ketidakpastian ekonomi global mulai menurun, namun masih ada perbedaan dalam pemulihan antarnegara”.

Dia menambahkan bahwa indikator ekonomi menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang moderat di beberapa negara, khususnya di Uni Eropa dan Tiongkok.

Di AS, The Fed memberikan isyarat akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps di 2024. Pasar menilai ekonomi AS cukup tangguh dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi.

“Pasar masih mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah akibat konflik Timur Tengah, serta pemilihan umum sepanjang tahun 2024 yang mencakup 50 persen populasi dunia, terutama di beberapa negara utama seperti AS, Uni Eropa, India, dan Taiwan serta pemulihan ekonomi Tiongkok,” kata Aman Santosa.

Secara umum, sentimen pasar keuangan global cenderung positif sejak Desember 2023, didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan perkiraan soft landing di AS. Hal ini mendorong aliran dana masuk ke Emerging Markets (EM) dan menjadi penopang penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia.

Di dalam negeri, indikator perekonomian nasional masih cukup positif, ditunjukkan oleh surplus neraca perdagangan dan PMI Manufaktur yang masih ekspansif. Tingkat inflasi juga terjaga rendah pada tahun 2023 di level 2,61 persen yoy.

Namun, perkembangan permintaan domestik ke depan masih perlu dicermati seiring berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, serta melandainya pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor. (joe)

No More Posts Available.

No more pages to load.