OJK: Industri Perbankan Indonesia Tetap Tangguh dan Kompetitif hingga Januari 2024

oleh -144 Dilihat
oleh
OJK telah mengadakan konferensi pers virtual

JAKARTA, PETISI.CO – OJK telah mengadakan konferensi pers virtual, Senin (4/3/2024) untuk memberikan informasi terbaru tentang sektor jasa keuangan dan kebijakan yang sedang dijalankan. Konferensi ini merupakan bagian dari hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan yang diadakan pada 28 Februari 2024.

Menurut OJK, kinerja ekonomi global saat ini secara umum sedang membaik, dengan tekanan yang relatif stabil. Namun, perkembangan geopolitik global di masa mendatang masih perlu diawasi.

Aman Santosa, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, menyatakan, seiring dengan peningkatan kinerja ekonomi global dan tekanan yang relatif stabil, industri perbankan Indonesia tetap tangguh dan kompetitif hingga Januari 2024.

Profitabilitas perbankan, seperti ditunjukkan oleh ROA sebesar 2,71 persen (Desember 2023: 2,74 persen) dan NIM sebesar 4,54 persen (Desember 2023: 4,81 persen). Permodalan (CAR) perbankan juga relatif tinggi, sebesar 27,54 persen (Desember 2023: 27,65 persen), yang menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian global.

“Dari sisi kinerja intermediasi, pada Januari 2024, kredit secara bulanan mengalami penurunan sebesar Rp32,69 triliun, atau terkontraksi sebesar 0,46 persen, yang merupakan siklus yang biasa terjadi setiap awal tahun. Namun, secara tahunan, kredit tumbuh double digit sebesar 11,83 persen (yoy) menjadi Rp7.058 triliun,” kata  Aman Santosa.

Pertumbuhan ini terutama didorong Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 12,26 persen yoy. Sementara itu, Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, dengan pertumbuhan sebesar 14,44 persen yoy.

Sejalan dengan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kontraksi secara bulanan namun tumbuh positif secara tahunan. Pada Januari 2024, DPK tercatat kontraksi sebesar 0,50 persen mtm tetapi naik sebesar 5,80 persen yoy (Desember 2023: 3,73 persen yoy) atau menjadi Rp8.415 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 8,17 persen yoy.

Likuiditas industri perbankan pada Januari 2024 cukup memadai dengan rasio likuiditas yang masih jauh di atas level kebutuhan pengawasan. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing turun menjadi 123,42 persen (Desember 2023: 127,07 persen) dan 27,79 persen (Desember 2024: 28,73 persen), atau jauh di atas ambang batas masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Aman Santosa juga menekankan bahwa kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,79 persen (Desember 2023: 0,71 persen) dan NPL gross sebesar 2,35 persen (Desember 2023: 2,19 persen).

Seiring pertumbuhan perekonomian nasional, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 terus menurun menjadi sebesar Rp251,21 triliun (Desember 2023: Rp265,78 triliun) atau turun Rp14,57 triliun, dengan jumlah nasabah tercatat turun menjadi 977 ribu nasabah (Desember 2023: 1,04 juta nasabah).

“Dalam upaya penegakan hukum dan perlindungan konsumen di sektor perbankan, pada Februari 2024, OJK telah mencabut izin usaha PT BPR Usaha Madani Karya Mulia, PT BPR Bank Pasar Bhakti, Perumda BPR Bank Purworejo, dan BPR EDCC,” pungkas Aman Santosa. (joe)

No More Posts Available.

No more pages to load.