Prihatin Siswa Nongkrong di Warkop, Kepala Kemenag Briefing Guru

oleh -104 Dilihat
oleh
Kepala Kemenag Lamongan Sholeh AZ memberikan sambutan dalam upacara di halaman MAN 1 Lamongan

LAMONGAN, PETISI.CO – Moment upacara setiap hari Senin yang digelar civitas akademika MAN 1 Lamongan tampaknya tidak disia-siakan Kepala Kemenag Lamongan, Sholeh AZ.

Pejabat kelahiran Gresik ini memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memberikan wejangan kepada civitas akademika MAN 1 Lamongan. Apalagi, saat ini masih segar-segarnya tahun masuk ajaran baru 2018/2019.

Bertindak sebagai pembina upacara, orang nomor satu Kemenag Lamongan ini menyampaikan lima pesan pada 1.210 siswa yang mengikuti upacara di halaman madrasah.

“Ada lima hal yang ingin saya sampaikan anak-anakku semua,” kata Sholeh mengawali sambutannya dalam upacara,  Senin (23/07/2018).

Pertama, lanjut pejabat yang mendalami ilmu-ilmu sosial program pasca sarjana ini, bersyukur kepada Allah Swt. Sebab, kata dia, siswa MAN 1 Lamongan berjumlah 1.210 anak merupakan orang-orang pilihan.

“Banyak saudara kita, teman-teman kita yang ikut daftar, ingin masuk ke sini tapi tidak bisa. Kalian harus bersyukur, keinginan kalian masuk ke sini sudah tercapai,” tutur Sholeh.

Cara bersyukurnya, lanjut dia, dengan rajin belajar sehingga menjadi orang sukses di kemudian hari. Tidak kalah dengan kakak-kakak kelas yang tahun ini berhasil menembus Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Tahun ini, tercatat 150 siswa MAN 1 Lamongan berhasil masuk PTN ternama.

“Alangkah senangnya hati bapak-ibu kalian bila melihat kalian sukses. Luruskan niat bersekolah, jangan seperti anak Kalimantan, baru sunat menikah,” pesan dia.

Hal kedua, kata dia, memiliki cita-cita tinggi seperti mantan Wakil Presiden BJ Habibie yang mampu membuat pesawat terbang. Ketiga, tambah dia, mencari teman yang baik, tidak sembarangan, apalagi ikut-ikutan nongkrong di warung-warung kopi.

Dia mengaku prihatin melihat fenomena warung-warung kopi yang menjamur di hampir semua sudut Lamongan. Apalagi yang nongkrong di warung-warung kopi itu justru para pelajar.

“Padahal besoknya mereka masuk sekolah,” ucap dia. Dua hal lain yang jadi pesannya adalah mengenai sholat dan sikap tawakkal. “Andaikata kita punya cita-cita jadi pilot tidak terwujud, tapi jadi direktur BUMD ya nggak papa. Akhir dari semua usaha adalah tawakkal. Usaha dibarengi doa dan jangan lupa sholat,” pesan dia.

Fenomena pelajar yang lebih suka nongkrong di warung kopi rupanya jadi perhatian serius bagi Sholeh, hingga dia pun perlu mengumpulkan para guru setelah acara upacara, khusus untuk memberikan wejangan soal itu.

Di ruang khusus aula, Sholeh memberikan arahan. Dia mengaku prihatin, apalagi pernah suatu ketika melewati jalan menuju Glagah, Lamongan selepas maghrib. Di tiap sudut menjamur warkop (warung kopi) dan penuh dengan pelajar.

Mereka, kata dia, nongkrong sampai pagi dan tidak baca buku, apalagi belajar. Pemandangan ini menggejala di mana-mana dan sudah menjadi bagian dari tantangan yang dihadai para siswa era sekarang. Dia berharap semua guru punya jiwa kepemimpinan dan punya tanggung jawab untuk mencetak anak didik unggul.

“Jadi guru jangan hanya sekadar mengajar tetapi punya semangat membawa anak didik menjadi unggul. Itulah guru sesungguhnya,” pesan dia pada guru.

Selain punya jiwa kepemimpinan, dirinya berharap para guru respek pada lingkungan madrasah yang beradab. Diingatkan bahwa pelajar sekarang ini memiliki pola pikir dan karakter berbeda-beda.

“Jangan dianggap semua pintar atau sama. Didiklah mereka sesuai dengan kondisinya dan bapak-ibu lebih tahu perbedaan itu pada siswa masing-masing,” tutur dia.

Selain itu, lanjut dia, guru seharusnya menguasai materi pembelajaran, apalagi sekarang eranya sudah sangat berbeda dengan dulu. Sehingga, kata dia, guru sudah seharusnya melakukan update biar tidak ketinggalan zaman. Semangat untuk terus mengupgrade diri itu penting dimiliki semua guru.

“Dan tidak kalah pentingnya adalah sikap dan jiwa guru untuk menfasilitasi siswa untuk belajar,” kata dia.

Juga, lanjut dia, guru seharusnya senantiasa melakukan refleksi. Mengevaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan secara terus menerus sebagaimana pesan dari sahabat Nabi, Umar bin Khatab: Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu (koreksilah dirimu sekalian sebelum dikoreks orang lain).

“Mari kita semua menghitung, mengevaluasi diri. Mungkin metodenya kurang pas, atau terlalu cepat, apa apa,” ucap dia.

Menurut dia, mengajar dengan baik tidak ada ruginya bagi guru. Justru pendidikan bisa dijadikan sebagai ladang mencari amal.  Dikatakan, anak didik merupakan lahan luar biasa untuk mencari surga karena guru ikut kontribusi pada kepintaran dan kesuksesan mereka.

“Kalau mengajar hanya karena ingin gaji dan tunjangan, ya nanti yang didapat hanya itu. Tapi kalau niatnya karena Allah, maka dua-duanya, dunia akhirat akan didapat,” kata dia.

Jadi, lanjut dia, niatkan untuk memberikan kontribusi pada prestasi akademik siswa. Kualitas guru itu, kata dia, bisa dilihat kesuksesan siswa.

Kalau siswa berhasil, mudah nerima pelajaran, itulah kontribusi guru.  Kalau ada 150 siswa MAN 1 Lamongan masuk PTN seperti ITS, Unair, dan lain-lain. Itu adalah kontribusi guru.

Sementara itu, Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh mengajak semua dewan guru untuk berdoa supaya diberi petunjuk dan kekuatan Allah Swt mewujudkan cita-cita itu. “Mudah-mudahan kita diberi petunjuk,” kata Najikh. (roudlon)

No More Posts Available.

No more pages to load.