PT Perkebunan Tugusari Tepis Alih Fungsi Lahan Penyebab Kerusakan Lingkungan Serta Banjir

oleh -1093 Dilihat
oleh
Alif, perwakilan PT Perkebunan Tugusari

JEMBER, PETISI.COBeredar sebuah video di facebook yang menunjukkan adanya dugaan alih fungsi lahan perkebunan yang terletak di Desa Tugusari dan Desa Curah Kalong, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember.

Pengirim video menyebutkan setidaknya ada 3 titik lahan yang diduga beralih fungsi dari tanaman keras menjadi tanaman pertanian. Karena itu warga sekitar terdampak banjir ketika musim hujan.

Saat ditemui media ini, pengirim video, Muhammad Yunus mengatakan, kalau lahan-lahan itu diduga beralih fungsi sejak sekitar 10 tahun lalu.

“Saya tidak tahu pasti itu aturannya bagaimana, yang jelas ada dugaan alih fungsi lahan secara ilegal dan karena itu warga sekitar terdampak banjir. Bahkan setahun lalu kalau gak salah pernah rumah warga yang berada di sekitar lahan itu rumahnya tertimbun lumpur dengan ketebalan kurang lebih setengah meter,” ungkap Yunus.

Keluhan warga itu bukan sekali dua kali, kalau dilihat dalam video banjir kiriman dari kebun pada pertengahan Januari 2022 itu, jelas kebun terkesan abai dengan keselamatan masyarakat sekitar dan itu sudah terjadi sejak sekitar sepuluh tahunan.

Lebih lanjut Yunus menjelaskan yang paling terdampak parah adalah pemilik lahan persawahan di wilayah Curahkalong. Di situ hampir sepanjang aliran sungai yang airnya kiriman dari kebun, tanahnya tergerus.

Sementara pimpinan Perkebunan Tugusari diwakili Alif saat dikonfirmasi di kantornya yang ada di Kecamatan Bangsalsari menepis adanya dugaan alih fungsi lahan, Rabu (13/12/2023).

“Di Perkebunan Tugusari selama ini tidak ada yang namanya alih fungsi lahan. Sedangkan lahan yang terlihat kosong sekitar 50 hetar untuk persiapan kita tanami komoditas kakau,” ujarnya.

Alif juga menambahkan, bisa dilihat lahan tersebut sudah kita lubangi dan memang belum ditanami karena masih nunggu musim hujan.

Dari keterangan Alif diketahui lahan HGU dengan luas lahan kurang lebih 1000 hektar tersebut selama ini ditanami komoditas karet.

Soal dugaan adanya dampak yang ditimbulkan atas kerusakan lingkungan dan juga banjir, Alif mengatakan, selama bertugas di Perkebunan Tugusari kejadian tersebut tidak ada.

“Bahkan setahu kami keluhan dari masyarakat komplain tertulis maupun lisan dari warga sekitar tidak ada. Karena selama ini hubungan kami dengan masyarakat sekitar perkebunan baik-baik saja,” pungkasnya.

Sedangkan dari informasi yang dihimpun awak media diketahui pada tahun 2022 di Kecamatan Bangsalsari terjadi banjir yang sempat merendam pemukiman warga dan dampak banjir tersebut sampai ke beberapa desa yang ada di Kecamatan Balung. (git)

No More Posts Available.

No more pages to load.