PUSAD: Masyarakat Jatim Tolak Money Politics di Bawah 2 Persen

oleh -73 Dilihat
oleh
Direkur PUSAD UM Surabaya, Satria Unggul

SURABAYA, PETISI.CO – Sungguh ironis. Masyarakat Jawa Timur (Jatim) yang menolak praktik money politics (politik uang) lebih rendah daripada yang menerima money politic dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.

Hal itu diungkap Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam acara Talkshow dan Rilis Hasil Riset “kontestasi pemilihan umum 2019 di Jawa Timur” di ruang Rektorat At-Tauhid Universitas Muhammadiyah, Surabaya, Kamis (24/1/2019).

“Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Dari survei kami, masyarakat yang menolak uang dibawah 2 persen, tepatnya sebesar 1,87 persen,” kata Direkur PUSAD UM Surabaya, Satria Unggul di sela rilis hasil survei PUSAD.

Dalam surveinya, PUSAD merilis masyarakat yang menolak uang sebesar 1,87 persen. Prosentase tersebut, jauh dibawah masyarakat masyarakat Jatim menerima uang dan memilih calon yang memberikan uang, yakni 15 persen.

Masyarakat yang menerima uang dan memilih calon berdasarkan hati 66,50 persen dan 16,67 persen masyarakat menerima uang, tapi tidak memilih calon yang memberi uang.

Masyarakat mudah tergiur menerima tawaran money politics dari tim sukses capres dan calon anggota legislatif (caleg) karena berbagai faktor. Antara lain, bingung menentukan pilihan terhadap calonnya.

Sedangkan rendahnya masyarakat yang menolak money poltics, karena akidah, takut ketahuan Bawaslu dan lain-lain. Beberapa daerah yang masyarakatnya rendah menolak money politics, terbanyak di Bondowoso dan Mojokerto.

“Sebenarnya kami menemukan fenomena tersebut merata di berbagai Kabupaten/Kota di Jatim dengan pola yang beragam. Dengan berbagai macam jenis dan sebutan (shodaqoh politik, serangan fajar dan sebagainya), money politics sangat menentukan pilihan elektoral dengan presisi oleh masing-masing pasangan calon,” ujarnya.

Survei PUSAD dilaksanakan November-Desember 2018. Jenis penelitian yang dipakai di penelitian ini adalah survei. Populasi penelitian adalah para pemilih di Jatim, yaitu yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah.

Jumlah sampel sebanyak 1.067 responden atau dengan tingkat toleransi (standartoferror/d) 3% dan tingkat kesalahan (α) penelitian ini adalah 5%. Teknik pengambilan sample memakai Multistage Random Sampling.

Lokasi pengambilan sample di 38 Kabupaten/Kota di ProvinsiJatim. Kemudian,masing-masing Kabupaten/Kota diambil 4-5 Kecamatan untuk dijadikan sample penelitian secara proporsional.

Selain itu, survei PUSAD juga menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka untuk memperkuat paradigma penelitian dan menguraikan persoalan yang diangkat dalam penelitian politik ini.(bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.