Risma Bersih-Bersih Sampai Cerita Sejarah Gedung Bekas Frobel School

oleh -99 Dilihat
oleh
Tri Rismaharini saat lakukan bersih-bersih gedung SDN Ketabang I Surabaya.

SURABAYA, PETISI.CO – Sekitar pukul 09.00 pagi, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini didampingi oleh beberapa jajarannya, datang ke SDN Ketabang I/288, Jalan Ambengan No 29, Kota Surabaya untuk melakukan giat bersih-bersih di gedung sekolah yang sejak tahun 2018 telah ditetapkan menjadi cagar budaya itu.

Dalam kegiatan itu, Risma mengenakan pakaian batik yang didominasi oleh warna hitam dengan motif bunga-bunga, jilbab orange, dipadukan dengan sneakers hitam. Tak lupa juga, sepasang sarung tangan karet berwarna orange serta masker, sama seperti yang biasa ia imbaukan kepada warga kotanya.

Ia tampak sangat lihai mengayunkan gagang disinfektan, berpindah dari satu sudut ke sudut yang lainnya. Menyemprot rata bagian teras depan kelas, bahkan sela-sela tangga pun tak lepas dari upayanya.

Sementara, beberapa personel dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) diinstruksikan oleh Wali Kota yang sering dijuluki mak’e arek-arek Suroboyo itu untuk memindahkan beberapa pot tanaman hingga membersihkan sampah-sampah dedauan di lapangan sekolah yang memiliki gedung mayoritas bercorak kuning tersebut.

“Rek tolong potnya ini digeser dulu,” kata Risma kepada para petugas dari Dinas DKRTH, Kamis (30/4/2020).

Selepas menyelesaikan kegiatannya, ia bercerita mengenai sejarah gedung sekolah itu. Ternyata dari penuturannya diketahui jika pada zaman kolonial, Gedung SD itu merupakan Frobel School (Sekolah Taman Kanak-Kanak).

“Dulu tahun 1932, gedung ini adalah Frobel School,” ungkapnya seraya melepas kaca mata dan membernarkan posisi maskernya.

Risma melanjutkan ceritanya dengan nada yang antusias, di sekolah itu juga melahirkan beberapa tokoh besar yang tercatat dalam sejarah nasional Republik Indonesia.

“Menteri Pendidikan, Pak Wardiman Joyonegoro sekolahnya di sini, Pak Try Sutrisno (mantan Wakil Presiden RI, era Presiden Soeharto) juga sekolah di sini,” terang Risma.

Risma juga menyampaikan keinginannya untuk melakukan renovasi pada beberapa bagian gedung sekolah bersejarah itu. “Rencanaku itu dicat lagi, diperbaiki, dikembalikan bangunan aslinya. Kalau ditambah bangunannya ya tidak bisa, soalnya ini cagar budaya. Tapi kalau diperbaiki aslinya bisa,” jelasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.