Riyad: PSSI Harus Bentuk Tim Investigasi Kasus Match Fixing

oleh -136 Dilihat
oleh
Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim Ahmad Riyadh.

SURABAYA, PETISI.CO – Dukungan kepada PSSI yang mengajak seluruh stake holder sepakbola Indonesia melakukan investagi terhadap dugaan match-fixing beberapa pertandingan di kompetisi Liga 2, terus mengalir. Kasus ini akhir-akhir telah menjadi perhatian masyarakat.

Kali ini, dukungan diberikan Ketua Umum Asprov PSSI Jatim, Ahmad Riyadh.

“Kami sangat mendukung ajakan PSSI untuk melakukan investigasi terhadap dugaan match fixing atau pengaturan skor yang terjadi di Liga 2, PSSI Pusat harus segera bersikap,” tegasnya kepada wartawan di Surabaya, Rabu (21/11/2018).

Riyadh mendukung langkah PSSI tersebut,  lantaran selama ini PSSI Jatim sudah benar-benar menjaga kompetisi berjalan dengan fair play. Dengan demikian apa yang sudah dilakukan oleh PSSI Jatim berkelanjutan di tingkat pusat.

“Bukan hanya soal match fixing, tapi juga match acting dan match setting seluruh rangkaian kompetisi yang menjadi tanggung jawab PSSI Provinsi, seperti Liga 3, Piala Soeratin U-17, U-15 dan U-13,” tegasnya.

Riyadh berharap, PSSI Pusat segera membentuk tim dan harus segera bekerja secepatnya, mengumumkan hasilnya kepada masyarakat. Ini harus dilakukan agar PSSI kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat bahwa match-fixing atau pengaturan skor itu merupakan tindakan orang-orang tidak bertanggung jawab yang ingin merusak persepakbolaan Indonesia.

Sementara itu,  Liga 1 dan Liga 2 2018 sudah memasuki fase akhir kompetisi. Liga 1 telah menyelesaikan pekan ke-31, sementara Liga 2 dalam pekan terakhir babak delapan besar.

Di saat krusial seperti ini, ada beberapa pertandingan yang diduga mengarah ke pengaturan skor (match-fixing). Hanya saja, hal tersebut masih bersifat dugaan dan belum didukung dengan bukti-bukti yang kuat.

PSSI selaku organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia pun, seakan menjadi sasaran yang diminta untuk segera mengusut beberapa pertandingan, yang diduga sudah dijangkiti match-fixing tersebut.

Sekretaris jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, menyadari adanya tuntutan dari masyarakat pencinta sepakbola Indonesia mengenai hal itu. Sebenarnya PSSI juga sangat proaktif untuk memerangi match-fixing.

Salah satunya adalah bekerja sama dengan Genius Sport untuk mendapatkan laporan khusus mengenai pertandingan yang diduga tidak wajar. Hal ini dilaporkan secara live dan ada beberapa pertandingan yang memang menjadi catatan, dan saat ini memasuki tahap investigasi lanjutan.

“Jalur formal lainnya adalah laporan yang masuk kepada Komite Disiplin PSSI,” ucap Tisha.

Di samping itu, wanita lulusan FIFA Master ini juga menuturkan pihaknya selalu melakukan evaluasi terkait kinerja wasit. Performa wasit di Liga 1 dan Liga 2 memang kerap menjadi sorotan.

Namun menurut Riyadh, apa yang sudah jadi polemik di masyarakat soal match fixing ini, lebih elegan jika PSSI segera membentuk tim investigasi, kalau perlu melibatkan orang-orang di luar PSSI agar lebih fair.

“Saya berharap PSSI tidak perlu menunggu untuk melakukan tindakan nyata, meski ada Komisi Disiplin. Kalau perlu ditambahi lagi dengan tim lain agar masalah ini segera tuntas dan kepercayaan masyarakat kepada PSSI yang akhir-akhir ini menurun bisa kembali lagi,” tuturnya. (bm)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.