RPH Unggas di Kabupaten Bondowoso Dalam Waktu Dekat Akan Beroperasi

oleh -281 Dilihat
oleh
Kabid Cipta Karya dan Tata Ruang dinas PUPR Bondowoso, Syahrial Fary bersama Legal PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Agustinus Rian saat survei lahan perusahaan RPH unggas di Desa Besuk, Kecamatan Klabang

BONDOWOSO, PETISI.CO – Di bumi Ki Ronggo, yakni Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, akan segera dibuka rumah potong hewan (RPH) unggas yang berkapasitas hingga 6.000 ekor per jam.

Rumah potong ayam milik PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, saat ini tengah dalam proses pembangunan di lahan seluas 4,5 hektar, di Jalan Raya Situbondo, Desa Besuk, Kecamatan Klabang. Diperkirakan pada Januari 2022 mendatang sudah akan beroperasi.

Dikonfirmasi, Agustinus Rian, Legal PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, menerangkan, bahwa pihaknya membangun rumah potong hewan unggas di kawasan timur Provinsi Jawa Timur ini, untuk bisa menyerap ayam-ayam peternak yang ada di kawasan tersebut, khususnya, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Banyuwangi, Jember dan Lumajang.

“Karena rumah potong hewan unggas cabang ke dua di Jawa Timur yang dibangunnya ini, bertujuan untuk membantu pemerintah terkait penyerapan ayam,” ujarnya, Selasa (21/9/2021).

Kapasitas kita sesuaikan dengan lumbung ayam di kawasan tersebut, berkisar antara, 6.000 ekor per jam.

“Kami juga memastikan penyerapan ayamnya akan mengedepankan milik peternak asal Bondowoso,” kata Agustinus Rian.

Memang sejak beberapa tahun lalu kami sudah memiliki empat kemitraan ayam di Bondowoso. Ke depannya terbuka bagi siapapun yang hendak menjalin kemitraan ternak ayam dengan perusahaan ini.

“Di perusahaan ini kami ada sekitar empat lokasian mitra. Tapi, tidak menutup kemungkinan menyerap dari peternak disini. Karena mengingat kapasitas yang besar tadi itu,” ungkapnya.

Adapun ayamnya sendiri, lanjut dia, memang ada spesifikasi tertentu, salah satunya, harus ayam boiler.

“Ayam-ayam yang telah dipotongnya ini selanjutnya akan dipasarkan di ritel-ritel. Seperti, Prima Fresh Mart, kemudian kerjasama dengan McD, KFC, hingga eksport ke Jepang dan Timor Leste,” kata Agustinus Rian.

Lebih lanjut, dia menyebutkan, untuk penyerapan tenaga kerja akan mengedepankan masyarakat Bondowoso.

Bahkan, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk berkomitmen penyerapan tenaga kerjanya 80 persen merupakan warga Kota Tape. Sisanya, barulah akan menyerap tenaga kerja dari Kabupaten sekitar.

“Kalau kita komitmennya 80 persen masyarakat Bondowoso,” sebutnya.

Di awal sendiri, penyerapan tenaga kerja diperkirakan sekitar 100 orang. Mengingat masih masa percobaan.

“Tapi tidak menutup kemungkinan bisa dua hingga tiga kali lipat dari penyerapan awal, untuk ke depannya,” katanya.

Selain itu, investasi RPH unggas ini capai Rp 200 miliar. Kami berkomitmen penyerapan tenaga kerja ini bisa dilihat datanya melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten, karena saat pelaporan administrasi wajib mencantumkan nama-nama pekerja ke dinas tersebut.

“Kami sudah melaksanakan MoU dengan pihak Kecamatan Klabang, terkait memperhatikan kebutuhan tenaga kerja lokal,” imbuhnya.

Hadirnya investasi RPH unggas yang nilainya yang disebut-sebut mencapai Rp 200 miliar ini, disambut dengan tangan terbuka oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Bondowoso.

Namun begitu, menurut Kepala Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bondowoso, Syahrial Fary, tentulah harus memenuhi berbagai persyaratan yang wajib disetorkan sebagai investor.

Mulai dari kajian analisa tekhnis terkait tata ruang, uji UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) dan lainnya.

“Terkait ijin prinsip, IMB dan lainnya sudah tidak ada masalah. Karena Dinas PTSP sudah mengeluarkan itu,” tegas Syahrial.

Hadirnya pabrik RPH berskala besar ini bukan hanya berdampak baik terhadap penyerapan tenaga kerja dan peternakan Bondowoso.

Namun, juga akan berdampak baik terhadap BUMD Bondowoso dalam hal ini PDAM setempat. Karena, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk sudah menjalin kerjasama dengan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air.

“Menggunakan air yang dikelola oleh PDAM,” terangnya.

Seraya menambahkan, kami berharap hadirnya pabrik berskala nasional di Bondowoso bisa memberikan dampak sosial, ekonomi dan budaya bagi masyarakat.

Karena itulah, ke depannya pengawasan akan terus dilakukan.

“Saya yakin PT ini bisa komitmen terhadap Pemerintah Kabupaten Bondowoso,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.