Sandiaga Uno Doakan Lahir Gombloh-Gombloh Baru

oleh -144 Dilihat
oleh
Sandiaga Uno berziarah ke makam Gombloh di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tembok, Surabaya,

SURABAYA, PETISI.CO – Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mendoakan semoga di Indonesia lahir legenda-legenda baru, seperti Gombloh. Selama hidupnya, Gombloh merupakan pejuang ekonomi kreatif.

“Sejak lahir hingga wafat, Gombloh mampu menginspirasi bangsa ini. Beliau adalah pejuang ekonomi kreatif,” katanya di sela berziarah ke makam Gombloh di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tembok, Surabaya, Minggu (21/10/2018).

Selama hidupnya, menurutnya, banyak karya yang dilahirkan. Bahkan setelah wafat karya-karyanya masih dikenang dan selalu menjadi penyemangat, terutama lagu berjudul “kebyar-kebyar” yang sampai sekarang selalu dikumandangkan pada banyak acara.

Lagu tersebut, sangat membangkitkan gelora siapapun masyarakat yang mendengarnya dan bermakna sebagai ajakan agar rakyat selalu berjuang dalam membangun ekonomi serta menciptakan lapangan pekerjaan.

“Terlebih, segmen ekonomi kreatif menjadi fokus dan bidikan Prabowo-Sandiaga sehingga rakyat lebih sejahtera,” ucap mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Calon Presiden Prabowo Subianto ini.

Gombloh memiliki nama asli Soedjarwoto Soemarsono yang merupakan seniman Indonesia kelahiran Jombang, Jawa Timur yang wafat di usia 40 tahun dan dimakamkan di TPU Tembok Surabaya.

Selain Kebyar-Kebyar, beberapa lagu balada yang diciptakannya antara lain Berita Cuaca, Doa Seorang Pelacur, Kilang-Kilang, Nyanyi Anak Seorang Pencuri, Selamat Pagi Kotaku, termasuk lagu bertema nasionalisme seperti Dewa Ruci, Pesan Buat Negeriku, dan BK.

Sebelum berziarah ke makam Gombloh, Sandiaga Uno juga menyempatkan ziarah ke makam pencipta lambang NU, KH Ridlwan Abdullah, di tempat pemakaman umum yang sama.

Menurut dia, sosok KH Ridlwan sangat penting bagi NU karena mampu menciptakan lambang yang filosofinya sangat toleran dan membuktikan bahwa Islam adalah agama “Rahmatan Lil’alamin”.

Lambang bola dunia, lanjut dia, merupakan simbol bahwa NU adalah untuk semua golongan, menjadi panutan dan merupakan organisasi yang kerap dijadikan referensi untuk mencari sejarah Islam. “Dari lambang saja sudah memperlihatkan bahwa NU itu mempersatukan dan menyebarkan pesan damai,” ucapnya. (bm)

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.