Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia Bantu 1.500 Kompor untuk Warga Terdampak APG Semeru

oleh -116 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah (tengah) menerima bantuan 1.500 kompor dari Perwakilan Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia, Dyan Juliantine di Grahadi, Kamis (6/1/2022).

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tak pernah berhenti menerima bantuan untuk warga terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru. Kali ini, bantuan datang dari Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia bersama para dermawan yang lain.

Bantuan berupa 1.500 kompor 1 tungku beserta slang dan regulator diberikan langsung oleh Perwakilan Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia, Dyan Juliantine dan diterima Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Kamis (6/1/2022) sore. Para donatur lain yang hadir adalah Henry Samuel Tanuwijaya, Neny Tjuan, dan Kartono.

Menurutnya, bantuan berupa kompor beserta perlengkapan itu sengaja diberikan agar para pengungsi bisa memanfaatkan sebagai alat memasak. Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia juga pernah mengirimkan bantuan logistik makanan, APD dan peralatan higienis.

“Banyak saudara saudari kita yang dilanda beban sangat berat akibat erupsi Semeru. Semoga bantuan ini bisa membantu meringankan semuanya,” ujarnya usai penyerahan bantuan.

Pemprov Jatim akan segera meneruskan bantuan kepada perwakilan Pemerintah Kabupaten Lumajang. “Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan segera pada saat huntara (hunian sementara) jadi, kompor siap digunakan,” ujar gubernur Khofifah.

Saat ini, diakui, kompor memang dibutuhkan untuk mengisi hunian sementara (huntara). Huntara yang akan dibangun di Candipuro berjumlah 1500 unit. Angka ini pas dengan kompor bantuan dari Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia.

Sedangkan perkiraan huntara selesai paling lambat dalam dua bulan. Proses pembangunan huntara memiliki kualitas sama dengan hunian tetap (huntap). “Kompor ini selesai diserahkan sekarang langsung saya serahkan ke perwakilan Pemkab Lumajang agar segera dibawa ke Lumajang,” paparnya.

Proses gotong royong disebut Khofifah sangat perlu sebagai percepatan bantuan kepada masyarakat di sana. Karena warga di pengungsian saat ini masih mengandalkan konsumsi dari Dapur Umum Lapangan di Desa Candipuro, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Permakanan telah melalui proses kelayakan nutrisi kendati dalam masa transisi tanggap darurat. Termasuk menu untuk anak- anak dan lansia. Dapur Umum Lapangan ini dikelola Dinas Sosial Jatim. Proses pengolahan bahan makanan dikerjakan oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan relawan.

Selain Tagana Lumajang, Tagana dari seluruh kabupaten/kota di Jatim turut bergantian membantu di Dapur Umum. Tak hanya itu, Tagana beserta para mitranya juga ikut menyumbangkan bahan makanan.

Dalam satu hari, Dapur Umum Lapangan dapat memproduksi 3000 nasi bungkus untuk 3 kali makan. Biasanya mereka akan mengantarkan langsung ke tempat-tempat pengungsian. Seperti di SMP Negeri 1 Candipuro, SMA Negeri 1 Candipuro, SD Jarit 1, SMP Negeri 2 Pasirian, Balai Desa Sumber Wuluh, dan Balai Desa Candipuro.

Bahan makanan ini oleh Tim Dinsos Provinsi Jatim disiapkan untuk sekali penyetokan dibutuhkan 100 kg telur, 50 kg ayam, 500.000 tempe tahu, serta 100 kilo beras.

Saat ini para pengungsi tengah menunggu pembangunan huntara dan hunian tetap (huntap). Bahkan, Khofifah mengapresiasi kecepatan kerja Pemerintah dan Forkopimda Kabupaten Lumajang dan pihak terkait. Nantinya, masing-masing keluarga akan mendapat bagian tanah kavling dengan ukuran 10×14 meter lengkap dengan bangunan ukuran 10 x 14 m.

Huntara dan huntap yang akan dibangun merupakan tipe 60. Huntara akan dibangun di bagian belakang tanah kavling dengan luas bangunan ukuran 6 x 4 meter. Sedang huntap akan dibangun di kavling bagian depan dengan ukuran 6 x 6 meter. “Sementara akan disiapkan huntara 1500 untuk warga Candipuro,” tandas Khofifah.

Khofifah menjelaskan, lahan yang akan dipergunakan untuk huntara dan huntap memiliki luas 81 hektare ini berada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro, Lumajang. Lahan tersebut berkapasitas tampung sebanyak 2000 rumah lengkap fasum, fasos serta fasilitas ekonomi.

Saat ini, lahan tersebut sedang dalam proses penyiapan dibangun untuk huntara seluas 40 hektare. Nantinya, tahap II lahan yang akan diproses adalah seluas 41 hektare. Proses ini melibatkan Tim Kodim 0821 Lumajang, Yon Zipur 10, BBWS Brantas, Polres Lumajang serta PUPR.

Selain itu, ada pula lahan di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo dengan luas 9,4 hektare. Saat ini izinnya diproses pengajuan ulang karena ada pergeseran lokasi. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.