SAS Institute Serukan Pilkada Jatim Yang Aman

oleh -41 Dilihat
oleh
Dari kiri Direktur SAS Institute, Dr. M. Imdadun Rahmat,, Prof, Dr. Abdul A'la, dan Pendeta Simon Filantropa

SURABAYA, PETISI.CO – Said Aqil Siroj (SAS) Institute berharap dalam hajatan demokrasi 2018  di Jawa Timur mendatang dapat berjalan dengan damai, aman, tanpa gejolak, dan tanpa kekerasan. Hal ini disampaikan dalam diskusi dengan tokoh-tokoh lintas agama bersama SAS Institute yang diadakan di Hotel Midtown Residence Marvel City Surabaya, Selasa (23/01/18).

Direktur SAS Institute, Dr. M. Imdadun Rahmat dalam keterangannya kepada wartawan mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan menjelang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Dengan mengambil topik bahasan “ Memperjuangkan Rakyat Merekatkan Umat”, berharap dalam pilkada dapat berjalan dengan damai, tenang, tidak ada kekerasan. Dalamkesempatan itu mengundang panelis, Prof. Dr Abdul A’la yang merupakan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya dan Pendeta Simon Filantropa yang merupakan Ketua PGI Jatim.

“Kegiatan pilkada sangat berpotensi adanya pihak-pihak yang ingin menggunakan momentum pilkada untuk memecah belah, mengadu domba demi memperoleh keuntungan politik tertentu. Oleh karena itu kesadaran dan kewaspadaan publik Jatim harus terus dipupuk. Agar masyarakat tidak terlena dengan berbagai tindakan arus penyebaran kebencian provokasi SARA dan tindakan memecah belah,” jelas Dr. M. Imdadun Rahmat.

Direktur SAS Institute, Dr. M. Imdadun Rahmat

Masih menurut Dr. M. Imdadun Rahmat, pengalaman pilkada di Jakarta, identitas kelompok digunakan sebagai sarana memperoleh keuntungan politik dan menyebabkan perpecahan serius. Hal ini tidak boleh terjadi di Jatim. Untuk itu undangan tokoh agama diundang dan diajak bersama-sama berfikir mencari cara mengantisipasi konflik terjadi di Jatim.

“Masukan dari tokoh agama ini akan dirumuskan dan selanjutnya disampaikan para kandidat dengan bertemu Gus Ipul dan Khofifah. Pada intinya akan disampaikan pokok pikirian agar pemilu ke depan dijaga kedamain tanpa intimidasi, pemaksaan, kekerasan jangan ada money politik,” tambah Dr. M. Imdadun Rahmat.

Selain itu Dr. M. Imdadun Rahmat berharap agar publik Jatim melalui gerakan medsos secara arif. Jangan turut serta untuk sebarkan kebencian, perpecahan serta permusuhan. Masyarakat harus  sadar dan aware serta tidak mudah terprovokasi terhadap viral hoax yang memfitnah, berita bohong yang ujung-ujungnya ada permusuhan antar kelompok.

“Mudah-mudahan hasil rumusan kami bisa didengar oleh kedua kandidat. Ini merupakan pertarugan NU jangan ada konflik antar keluarga yang bisa berdampak mendalam,”  pungkas Dr. M. Imdadun Rahmat. (cah)