SURABAYA, PETISI.CO – Seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya akan mulai menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Untuk mekanismenya, PTM ini akan dijalankan dengan sistem shift pagi dan siang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh menyatakan bahwa sistem shift ini difungsikan agar pengarahan dalam penegakan prokes bagi siswa dapat berjalan secara maksimal.
“Kami juga akan mengadakan evaluasi di minggu pertama dengan kapasitas 50 persen. Katakanlah nanti kalau hasil evaluasinya bagus kita akan tingkatkan jadi 75 persen kemudian 100 persen,” ungkap Yusuf saat konferensi pers, Kamis (6/1/2022).
Yusuf menegaskan, saat pelaksanaan PTM nantinya supaya jangan sampai ada jam kosong. Ia mencontohkan di satu sekolah dengan sistem shift jam 7 hingga jam 9, para siswa akan diberikan relaksasi 10 menit. Akan tetapi, dalam waktu relaksasi tersebut siswa dilarang untuk keluar ruang kelas atau sekolah.
“Jam kosong itu artinya juga kalau ada yang berhalangan hadir, kita akan siapkan guru yang piket pada hari itu,” ujarnya.
Mengenai alur, ia mengatakan bahwasanya saat siswa datang mereka akan diperiksa oleh satgas dan cek aplikasi peduli lindungi. Selain itu, para siswa juga akan dihimbau untuk menggunakan masker, mencuci tangan dan diperiksa suhunya sebelum memasuki lingkungan sekolah.
“Untuk para siswa juga kami minta diawasi supaya tidak bergerombol dan tetap menjaga jarak saat berada di ruang kelas,” kata Yusuf.
Saat ditanya mengenai izin dari wali murid untuk mengikuti PTM ini, pihaknya berharap seluruh orang tua dapat mengetahui kondisi dari anak didik masing-masing. Pasalnya, ia menilai terkadang anak-anak tidak mau bercerita soal kondisi kesehatan mereka.
“Karena bagaimanapun, PTM ini juga riskan. Saya mohon doa para orang tua supaya kondisi di Surabaya ini semakin membaik, serta memercayakan putra putrinya untuk melaksanakan PTM,” pungkas Yusuf. (dwd)
