SURABAYA, PETISI.CO – Kontestasi Pilpres 2024 akan menarik karena semua calon memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Presiden Republik Indonesia 2024-2029.
“Hal tersebut dikarenakan nama-nama yang disebut memiliki kemampuan setara dan sama-sama sebagai petarung baru tanpa keikutsertaan petahana,” ujar Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Siti Marwiyah saat membuka Diskusi Umum yang digelar Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unitomo bersama Nusakom Pratama, Kamis (14/07) .
Acara di Ruang RM Soemantri mengusung tema “Kriteria Capres, Siapa Sosok yang Dianggap Cerdas dan Visioner?”diikuti sekitar 50 peserta ini mendatangkan Machmud Suhermono, Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim dan Rosnindar Prio Eko Raharjo, Dosen Fikom.
Dalam sambutannya, Iyat, sapaan akrab Siti Marwiyah mengatakan kegiatan yang digelar Fikom merupakan wawasan mengenai Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang.
“Meski masih 2 tahun lagi, namun wawasan seperti ini sangat bagus mengingat peserta dari kalangan mahasiswa ini telah memiliki hak pilih pada pemilu nanti,” ungkap Iyat.
Sementara Machmud mengatakan dalam pemilu tahun 2024 mendatang pemilih berhak tahu tentang regulasi.
“Perlu diketahuan bersama, pesta demokrasi periode ini akan dilaksanakan secara serentak mulai Pemilihan Legislatif atau Pileg hingga Pemilihan Presiden atau Pilpres,” ujar Machmud.
Sementara, Rosnindar mengatakan dalam Pemilu ke depan kriteria pemimpin yang telah disurvey dengan responden kalangan milenial memunculkan kriteria cerdas dan visioner menduduki puncak hasil survey.
Ia membeber data capres yang cerdas dan visioner menjadi dambaan pemilih di Pilpres 2024 nanti. Lima nama tertinggi dari hasil survei yang digelar Indopol Survey and Consultant antara lain: Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Sandiaga Uno.
Rossi sapaan akrabnya, menambahkan selain cerdas dan visioner, kandidat capres harus menguasai komunikasi politik, terutama media massa dan media sosial.
“Generasi milenial mencapai 60 persen pemilih pada 2024 mendatang. Untuk menggaet suara dari mereka, calon harus memainkan media sosial. Lebih dari 75 pengguna medsos adalah generasi milenial,” imbuhnya.
“Eranya saat ini bukan lagi menjadikan kriteria bulusukan di masyarakat sebagai kriteria yang diinginkan kalangan milenial,” pungkas Rosi. (cah/wil)
