Sepulang dari Tanah Suci, Jemaah Haji Harus Tetap Terapkan Prokes

oleh -123 Dilihat
oleh
Para jemaah haji ketika melakukan skrining sepulang dari tanah suci

SURABAYA, PETISI.CO – Kloter (Kelompok terbang, red) pertama pasca pandemi Covid-19, jemaah haji Jawa Timur 1443 H/2022 M mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda pada Minggu lalu (17/7/2022) pukul 05.45 WIB. Mereka terbang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, menggunakan maskapai Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV 5004.

Guna pencegahan sebaran Covid-19, sebanyak 450 jamaah haji pada waktu itu yang baru tiba langsung dilakukan Screening (Skrining/Pemeriksaan, red) Covid-19 dengan pengukuran suhu badan dan juga swab antigen.

dr. Makhyan Jibril Alfaribi MSc M.Biomed, Jubir Satgas Covid-19 Jatim, dan juga Tim Pakar Gugus Tugas Kuratif Covid-19 Jatim

“Sesuai dengan arahan dari Bu Gubernur, PPIH bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan petugas yang tergabung di Satgas Covid 19 akan berupaya dalam pencegahan Covid-19. Ini sudah komitmen seluruh stakeholder, karena kita perlu disiplin terkait pencegahan sebaran Covid ini,” ungkap dr. Makhyan Jibril Al Farabi, selaku Jubir Satgas Covid-19 Jatim ketika diminta keterangan oleh awak media, Minggu (24/07/2022).

Secara proses, jemaah yang baru tiba di Debarkasi Surabaya akan dilakukan pengecekan suhu badan. Kemudian sesuai ketentuan, bagi jemaah yang mengalami gejala ringan dan memiliki suhu di atas 37 derajat celcius akan dilakukan pemeriksaan swab PCR. Sedangkan bagi jamaah lainnya tetap di tes swab antigen.

“Jadi semua diperiksa secara lengkap, baik yang memiliki gejala maupun yang tidak, pokoknya kita lakukan secara ketat, karena kita tidak mau nantinya ada klaster haji,” tegas dr Makhyan Jibril Al Farabi.

Disinfeksi juga dilakukan pada jemaah, barang bawaan jemaah, serta bis yang membawa jemaah. Bis akan didisfeksi sebelum dan sesudah digunakan penjemputan.

“Tak hanya itu, bagi jemaah yang belum melakukan booster serta memenuhi persyaratan, akan dilakukan vaksinasi covid booster yang ketiga,” ujar dr Makhyan Jibril Al Farabi.

Dr. Windhu Purnomo dr MS., Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya

Ia pun mejelaskan bahwa jika nantinya ada jemaah yang positif, akan dilakukan isolasi terpusat di kota/kabupaten.

“Sesuai dengan ketentuan daerah masing-masing. Yang pasti semua proses dan prosedur selesai di Debarkasi Surabaya,” tandas dr. Makhyan Jibril Alfaribi MSc M.Biomed, selaku Jubir Satgas Covid-19 Jatim, dan juga Tim Pakar Gugus Tugas Kuratif Covid-19 Jawa Timur.

Sedangkan untuk pencegahan potensi sebaran Covid-19, Dr. Windhu Purnomo selaku Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya juga mengatakan, keluarga atau kerabat jemaah haji harus tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat.

“Jadi sementara protap yang sudah ada dan yang telah diperbarui oleh Kementerian Kesehatan, sebelumnya untuk jemaah yang baru pulang dari tanah suci itu hanya yang bergejala saja harus dilakukan tes PCR, sedangkan yang 10 persen dilakukan sampling tes antigen bagi yang tidak bergejala,” kata Dr. Windhu Purnomo, selaku Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya.

“Kini peraturan baru adalah setiap jemaah haji yang pulang ke tanah air dari tanah suci yang bergejala influenza atau batuk tetap harus tes PCR. Sedangkan yang tidak bergejala harus dilakukan ke semua jemaah haji, yaitu tes antigen dan tanpa terkecuali,” imbuhnya.

Menurut Dr. Windhu Purnomo, beberapa kloter yang diluar Jawa Timur masih menggunakan aturan lama. Sedangkan khusus di Jawa Timur, atas inisiatif dari Gubernur harus dilakukan tes swap antigen ke semua jemaah yang baru pulang dari tanah suci.

Dr. Windhu Purnomo menilai inisiatif Gubernur sangat bagus sesuai instruksi dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan jika ada jemaah haji yang positif Covid-19 melalui tes antigen, baru selanjutnya akan dilakukan tes swap PCR.

“Penanganan untuk antisipasi sebaran Covid-19 yang telah dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur merupakan pioner dan mendapatkan apresiasi dari Kementerian Kesehatan,” kata Dr. Windhu Purnomo.

Senada dengan dr. Makhyan Jibril Al Farabi sebelumnya, menurut Dr. Windhu Purnomo, bagi jemaah yang belum melakukan vaksin booster, akan tetap harus dilakukan vaksinasi covid booster yang ketiga.

“Terutama bagi para jemaah haji yang waktu jedanya telah lebih dari tiga bulan sejak vaksin kedua, akan dilakukan vaksinasi covid booster yang ketiga dan seketika itu juga ketika tiba dari tanah suci,” ungkap Dr. Windhu Purnomo.

Lalu tradisi silahturahmi atau Open House ke rumah jemaah haji yang baru pulang menunaikan ibadah haji merupakan salah satu tradisi di Indonesia. Biasanya silahturahmi, tasyakuran atau Open House ini dilakukan selama 40 hari pertama sepulang haji.

Untuk memastikan aman bagi diri sendiri serta aman bagi orang lain, Dr. Windhu Purnomo menghimbau agar menahan diri terlebih dahulu dengan tidak menggelar tradisi silahturahmi, tasyakuran atau pun Open House kepada para jemaah haji yang baru pulang menunaikan ibadah haji.

“Meskipun hasil tes antigen atau pun PCR negatif, mestinya para jemaah haji yang baru pulang menunaikan ibadah haji setidaknya menahan diri terlebih dahulu dengan tidak langsung menggelar tradisi silahturahmi, tasyakuran atau pun Open House kepada masyarakat sekitar. Hal ini untuk memastikan aman bagi diri sendiri, serta aman bagi orang lain,” ujar Dr. Windhu Purnomo kepada awak media.

Dr. Windhu Purnomo mengkhawatirkan kloter diluar Jawa Timur tidak seketat prokes di wilayah Provinsi Jawa Timur yang harus melalui tes PCR bagi jemaah haji yang bergejala influenza atau batuk. Sedangkan bagi yang tidak bergejala harus tetap tes antigen untuk semua jemaah haji ketika telah pulang dari tanah suci.

“Kalau di Jawa Timur tidak masalah. Namun diluar Jawa Timur seharusnya mereka para jemaah haji di kloter awal tetap harus melakukan karantina mandiri ketika baru tiba dari tanah suci, karena belum tentu mereka semua telah melakukan tes antigen,” menurut Dr. Windhu Purnomo.

Dr. Windhu Purnomo juga mengatakan, ada sekitar lebih dari 25 jemaah haji yang sempat positif sepulang dari tanah suci dan mereka harus melakukan karantina atau isolasi mandiri. Dan bagi yang sudah jelas positif Covid-19, Dr.
Windhu Purnomo kembali menegaskan kepada para jemaah haji untuk jangan dulu menerima tamu.

Dr. Windhu Purnomo juga mengingatkan serta menekankan kepada para jemaah haji, bahwa sepulang dari tanah suci harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Hal ini untuk menjaga diri sendiri, dan juga menjaga orang lain.

“Kalau sampai sekarang ada sekitar lebih dari 25 para jemaah haji yang sempat positif sepulang dari tanah suci. Harus melakukan karantina atau isolasi mandiri, dan jangan dulu menerima tamu. Hal ini untuk memastikan aman bagi diri sendiri, dan juga aman bagi orang lain. Saya juga minta pihak puskesmas terdekat untuk mengawasi lebih intens,” pungkas Dr. Windhu Purnomo dr MS., selaku Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya. (riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.