Mendampingi Capres Anis Baswedan
SURABAYA, PETISI.CO – Banyak nama yang digadang-gadang sebagai calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Capres Anies Baswedan. Mereka diantaranya Agus Harimurti Yudohoyono ( AHY), Khofifah Indar Parawansa (KIP), Ahmad Heryawan (Aher), hingga Andika Perkasa.
Namun, beredar kabar jika nama pendamping Anies Baswedan mulai mengerucut. Nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menguat sebagai Calon Wakil Presiden atau Cawapres yang akan mendampingi Capres Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Sebelumnya, Sudirman Said, perwakilan Anies di tim kecil rencana KPP (Koalisi Perubahan untuk Persatuan) mengatakan, tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) layak dipertimbangkan untuk menjadi cawapres Anies. Hanya saja, Sudirman tak menyebut secara spesifik siapa tokoh NU yang cocok untuk mendampingi Anies Baswedan.
Namun, sejauh ini Gubernur Jawa Timur yang juga aktivis NU, Khofifah Indar Parawansa merupakan figur yang disebut-sebut akan mendampingi Anies Baswdedan.
Menurut pengamat politik yang juga peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdus Salam, modal yang dimiliki Khofifah Gubernur Perempuan pertama Jawa Timur ini relatif komplit. Diantaranya sebagai kepala daerah provinsi utama di Jawa, pernah menjadi menteri di era Gus Dur dan Jokowi, anggota DPR RI, pengurus ormas NU.
“Juga Ketua Muslimat membuat pilihan terhadap Ibu Khofifah dalam posisi wakil presiden sungguh sangat masuk akal,” ujar Dekan Fisip Universitas Trunojoyo Madura kepada petisi, Minggu (26/03/2023).
Menurut Surokhim, modal pemilih muslimat saja sudah sangat kongkrit jumlahnya. Belum lagi pemilih Jawa Timur dan Nahdliyin, “Saya pikir Ibu Khofifah akan tetap menjadi calom wakil presiden incaran dan potensial di tahun 2024,” ujar Surokim
Problem Khofifah sesungguhnya, menurut Surokim, hanya soal waktu dan momentum saja yang belum tepat jika naik ke nasional. Khofifah masih punya keterikatan dengan Jawa Timur dan potensinya untuk running pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur periode 2 lebih besar jika dibandingkan dengan ikut pilpres.
“Posisi gubernur secara manajerial menurut saya lebih mentereng jika dibanding sebagai wapres, walau secara simbolik wapres levelnya nasional, tapi namanya wakil ya tetap bakal punya keterbatasan wewenang,” ujar Surokim.
Jadi, kata Surokim, lebih mentereng jadi gubernur. “Kalau seandainya Ibu Khofifah sudah 2 periode menjadi gubernur, maka naik wapres itu menurut saya bagus, tetapi kalau masih satu periode, menurut saya lebih baik menuntaskan di Jawa Timur terlebih dahulu dengan 2 periode,” ujarnya.(kip)