SSC: Elektabilitas Erji Unggul, Tapi PNS Condong Dukung MAJU

oleh -100 Dilihat
oleh
Edy Marzuki (tengah) memaparkan hasil riset SSC di pilkada Surabaya 2020.

SURABAYA, PETISI.CO – Surabaya Survey Center (SSC) merilis hasil penelitian yang dilakukan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya, 9 Desember 2020. Hasilnya, elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Eri Cahyadi-Armuji (Erji) mengungguli paslon nomor urut 02, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) dengan capaian 49,9 persen. Sementara, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman meraih 38,1 persen.

Namun, ada sisi menarik dari hasil riset SSC yang dirilis di Hotel Narita, Surabaya, Rabu (2/12/2020) siang. Dari riset SSC tersebut, dukungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap paslon Erji dibawah 40 persen. Tepatnya, 39,3 persen. Kalah jauh dari paslon MAJU sebesar 60,7 persen.

Padahal, Calon Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi adalah seorang PNS. Sebelum jadi cawali, Eri menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya. Eri juga disupport penuh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

“Dari riset peta sebaran profesi PNS, di sini paslon MAJU mendapat dukungan 60,7 persen. Unggul dari Erji yang mendapat dukungan 39,3 persen,” kata peneliti senior SSC, Ikhsan Rosidi dihadapan puluhan wartawan.

Untuk profesi lain, harus diakui Erji lebih unggul. Seperti, profesi pegawai swasta, buruh/pekerja, wirausaha kecil,pedagang kecil/PKL, ibu rumah tangga, pengusaha, pensiunan/purnawirawan, pamong kelurahan non PNS, pelajar/mahasiswa dan tidak bekerja. Bahkan, untuk pamong kelurahan non PNS, Erji unggul 100 persen.

“Hanya profesi petani/nelayan/tambak, dukungannya sama 50 persen-50 persen. Di luar PNS, profesi lain banyak yang mendukung Erji katimbang MAJU,” ungkapnya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Ahmad Zainul Hamdi mengaku terkejut dengan hasil survei SSC yang lebih banyak menempatkan PNS memilih Machfud Arifin-Mujiaman katimbang Eri-Armuji.

“Apa yang dihasilkan oleh SSC kali ini sama sekali tidak mengejutkan. Yang mengejutkan saya sebetulnya kalau PNS kenapa bisa sangat banyak ke Machfud Arifin-Mujiaman. Bukan ke Eri-Armuji,” kata Zainul.

Keheranan Zainul ini bukannya tanpa alasan. Pasalnya, Eri Cahyadi berasal dari kalangan birokrasi. Sebelumnya Eri menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya. “Harusnya banyak PNS yang ke pasangan calon Eri-Armuji,” ujarnya.

Riset SSC ini dilakukan pada tanggal 19-24 November 2020 di 31 Kecamatan di Surabaya. Responden yang digunakan sebanyak 880 orang. Penelitian dilakukan dengan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,3% dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Dari hasil survei elektabilitas yang dilakukan, Ikhsan menyatakan, ada 12% responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voters. “Ada jumlah selisih persentase sebesar 11,8%. Selisih ini tentunya sangat besar dan menjadi tantangan besar untuk kubu MAJU agar bisa memenangkan Pilwali Surabaya,” tambahnya.

Direktur Riset SSC Edy Marzuki menambahkan, hampir sebagian besar masyarakat Surabaya bakal mengikuti pilihan Wali Kota Risma di Pilkada Surabaya, yakni 45,6%. Lalu, 30,3% responden mengaku belum pasti memilih pasangan yang didukung oleh Wali Kota Risma.

Kemudian, 24,1% responden tidak akan memilih pasangan yang didukung Wali Kota Risma. “Disini faktor Risma kelihatan sangat kental. Angka 45 persen itu menunjukkan kalau pengaruh Risma terhadap Erji sangat besar di masyarakat,” ujarnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.