Strata Kabupaten Layak Anak, di Bondowoso Tahun 2021 Turun Jadi Pratama

oleh -116 Dilihat
oleh
Kepala BPPKB Bondowoso, Agus Suwardjito saat diwawancarai oleh sejumlah wartawan

BONDOWOSO, PETISI.CO – Strata Kabupaten Layak Anak (KLA) kabupaten Bondowoso untuk tahun 2021 turun menjadi pratama.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPPKB), Bondowoso, Agus Suwardjito, menerangkan, strata KLA Bondowoso sebelumnya di tahun 2019, madya.

Namun, disebutnya strata madya tersebut ‘kurus’. Artinya, berbatasan dengan strata di bawahnya.

“Madyanya, madya kurus dulu itu. Jadi perbatasan dengan pratama juga,” jelasnya, usai penyerahan penganugerahan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak secara virtual, Kamis (29/7/2021), di Peringgitan Pondopo Kabupaten.

Turunnya strata ini, kata dia, dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya, yakni rendahnya anggaran karena refocusing di tengah pandemi Covid-19. Selanjutnya, angka perkawinan anak di Bondowoso yang juga menjadi PR.

Di lain sisi, juga masih banyaknya jumlah lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) yang disebut justru menggambarkan bahwa pemberdayaan keluarga di wilayah itu kurang bagus. Di Bondowoso sendiri jumlah LKSA ada delapan yang jadi binaan Dinas Sosial. Belum yang lain-lain juga banyak.

“LKSA itu tidak boleh terlalu banyak. Kalau banyak, itu indikasinya kabupaten itu pemberdayaan keluarganya kurang bagus,” kata Agus Suwardjito, mantan Asisten II Sekretariat Daerah Bondowoso itu.

Ditanya perihal angka kekerasan anak sendiri?. Ia mengungkapkan, melihat angka kekerasan seksual tidak meningkat signifikan di Bondowoso.

“Seperti, saat era pandemi ada 13 kasus dan sebelum pandemi ada 11 kasus. Itu pun banyak yang sudah ditangani oleh BPPKB, melalui lembaga yang sudah terbentuk cukup komprehensif,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, dalam penilaian strata KLA Bondowoso itu ada 24 indikator yang terbagi dalam lima klaster.

Untuk indikator kelembagaan sendiri kami mengklaim telah berproses. Seperti sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda), dan replikasi forum anak hingga tingkatan desa pun semakin banyak dibanding tahun 2019.

“Kami tidak tahu, kenapa hal-hal yang seperti ini dengan anggaran terbatas kok tidak dihargai oleh pusat,”tegasnya.

Selain itu, ia juga mengakui bahwa pihaknya akan terus berupaya agar strata ini bisa meningkat ke depan dengan melakukan penguatan sinergitas yang dikomandoi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dari sisi perencanaan. Baik dari sisi pengarusutamaan gendernya, maupun di KLA-nya.

“Karena ini pekerjaan bersama, maka kita akan memperkuat sinergitas,” jelas Agus.

Selanjutnya, dari sisi anggaran pihaknya akan mencoba dengan dunia usaha. Sehingga, tak hanya mengandalkan anggaran pemerintah saja.

“Perencanaan juga bukan hanya di kabupaten, termasuk di tingkat desa juga harus lebih ditingkatkan. Jangan hanya anggaran dihabiskan untuk program fisik. Tapi pembangunan manusia juga,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.