Terkesan Dikerjakan Asal-asalan, Proyek Siluman di Desa Gunung Kembar Manding Sumenep Disoal

oleh -243 Dilihat
oleh
Potret pengerjaan proyek siluman di Dusun Cangkreng, Desa Gunung Kembar, Kecamatan Manding.

SUMENEP, PETISI.CO – Menjadi tanda tanya besar yang mengarah pada penyimpangan untuk dikorupsi. Sebab selain terkesan proyek siluman dengan tanpa papan nama karena tidak diketahui dari mana sumber dana dan siapa penanggungjawabnya, pembangunan Tembok Penahan Jalan di Dusun Cangkreng, Desa Gunung Kembar, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep diduga juga dikerjakan asal-asalan.

Sehingga proyek tersebut disoal dikeluhkan oleh warga setempat. Salah satu warga setempat kepada wartawan menyatakan karena di lokasi tidak terdapat papan nama plang proyek seperti kegiatan-kegiatan lain pada umumnya. Mengaku tidak tahu apakah anggaran tersebut bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi atau dari anggaran Pemerintah Pusat.

Sehingga sangat wajar kalau beranggapan ketika menemukan pekerjaan ada proyek tanpa papan informasi dan besar kemungkinan tidak dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditentukan.

Padahal berdasarkan Perpres Nomo 54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012, telah diatur setiap bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek. Selain itu setiap proyek tanpa papan nama merupakan sebuah pelanggaran karena tidak sesuai dengan amanat Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang dituangkan pemerintah dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008.

Karena tujuan adanya informasi papan nama agar proyek dapat berjalan transparan. Dan untuk memudahkan pengontrolan serta agar masyarakat mengetahui bangunan apa yang sedang dikerjakan, serta sumber dananya dari mana dan siapa pelaksananya. Selain itu untuk melihat masa kontrak pekerjaan dan besar anggaran.

“Kami tidak tahu, sumber dananya dari mana. Yang kami tahu itu pembangunan untuk Tembok Penahan Jalan yang jelas bukan dari anggaran swadaya masyarakat, karena kalau dari anggaran swadaya masyarakat saya pasti tahu tidak mungkin tidak tahu, karena kebetulan saya warga di sini,” terangnya. Minggu (2/8).

Warga setempat itu melanjutkan, untuk tidak terdapatnya papan nama plang proyek bukan menjadi titik tekan yang dipersoalkan. Menurutnya yang sangat dipersoalkan itu kualitas pekerjaannya.

Karena proyek siluman tersebut selain pada penggalian pondasi yang sangat dangkal, diduga terdapat beberapa pasangan yang tanpa di pondasi terlebih dahulu, sehingga langsung duduk di nol tanah.

“Mau dipasang plang proyek atau tidak, kami tidak masalah, karena yang penting kualitas pekerjaannya. Masak gali pondasi seperti itu, pasangan batu gunung tak berkualitas itu langsung dipasang, kalau begini terkesan asal jadi,” jelasnya.

Menurutnya, selain dirinya tidak sedikit masyarakat setempat yang juga bertanya terkait dengan kegiatan proyek tersebut.

“Dari mana sumber dananya dan apa saja yang akan dibangun. Sehingga kami minta agar pihak terkait bisa meninjau apakah kegiatan tersebut sudah sesuai spesifikasi atau tidaknya,” tambahnya. (ily*)

No More Posts Available.

No more pages to load.