Tim Penilai Kampung Tangguh di Bondowoso Mulai Beraksi

oleh -73 Dilihat
oleh
Tim penilai saat melakukan penilaian Kampung Tangguh di Dusun Campoan, Desa Cindogo, Kecamatan Tapen.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Tim Penilai Kampung Tangguh di Kabupaten Bondowoso, mulai beraksi, Senin (22/6/2020).

Tim tersebut dibagi menjadi tiga kelompok. Diantaranya, Tim pertama, diketuai oleh, Asisten II (Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah), Agus Suwarjito, Tim kedua dipimpin, Asisten III (Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah), Wawan Setiawan, dan Tim ketiga diketuai, Staf Ahli Pemerintahan, Agung Tri Handono.

Hasil penelusuran terkait penilaian kampung tangguh ini, Tim kedua yang diketahui Asisten III tersebut, melakukan penilaian di dua kecamatan yakni, Wonosari dan Tapen.

Ketika berhasil dikonfirmasi, Wawan Setiawan menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini ialah untuk melihat secara langsung dan sekaligus mengevaluasi.

“Kita ingin melihat secara langsung ke lokasi untuk memastikan, jikalau masyarakat sudah siap untuk memasuki era baru dimana mereka sudah benar-benar menerapkan protokol kesehatan di setiap aktivitasnya. Kemudian yang kedua mengevaluasi efektivitas pembentukan kampung tangguh, baik partisipasi masyarakat dan kemandiriannnya,” jelasnya.

Kedua desa, lanjut Asisten III, yang menjadi sasaran tim ini mendapat apresiasi yang baik.

“Kampung tangguh ini sasaran utamanya adalah desa atau kampung yang sudah pernah terpapar Covid-19 atau ada pasien positif. Bagi yang belum terpapar itu diutamakan kampung atau desa yang memiliki kreativitas dan memiliki peran serta masyarakat yang memiliki tujuh ketangguhan-ketangguhan lainnya,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo sekaligus Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bondowoso, Haeriyah Yuliati yang disebut-sebut salah satu koordinator tim penilai, menyebutkan, dari dua desa yang sudah di datangi, tampak jelas perbedaannya.

Menurutnya, dari hasil penilaian menunjukkan,  kedua kampung tangguh di  Desa Cindogo, Kecamatan Tapen dan Desa  Kapurun, Kecamatan Wonosari, memiliki kelebihan yang berbeda.

“Penilaian kami, di Dusun Campoan, Desa Cindogo,  warganya lebih inovatif,  mencerminkan kampung tangguh. Mengapa demikian, karena dari segi inovasinya, ada rumah produksi masker, hand sanitizer buatan ibu-ibu kader. Bahkan memproduksi sendiri jamu penambah imun dan mampu memanfaatkan potensi yang ada. Serta warganya lebih sadar untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya,” urainya.

Sedangkan untuk Desa Kapuran sendiri, tingkat kesadaran masyarakatnya untuk menerapkan protokol kesehatan masih kurang maksimal.

“Terbukti, kurang sadarnya warga, karena kami melihat warganya tidak bermasker saat keluar rumah,” ungkapnya.

Yang terpenting adalah bukan menangnya dalam lomba melainkan juga informasi,  imbauan dan edukasi terkait wabah ini bisa mereka cermat serta laksanakan dengan baik.

“Segencar apapun kita mengedukasi mereka,  tapi ketika masyakatnya tidak perduli, maka perjuangan pemerintah untuk memerangi pandemi ini akan sulit,” katanya.

Seraya menambahkan, untuk membuat mereka sadar, itu memang butuh pengorbanan betul. Sekedar menyampaikan informasi itu gampang,  tapi bagaimana agar yang kita sampaikan itu bisa mereka laksanakan.

“Memang betul, kesadaran masyarakat memegang peranan penting,” tandasnya.

Untuk diketahui, dari hasil evaluasi Tim penilai tersebut, memberikan apresiasi kepada kedua desa tersebut,  karena telah berupaya semaksimal mungkin membentuk kampung tangguh untuk mencegah dan melawan Covid-19. (yd)

No More Posts Available.

No more pages to load.