Tolak Habib Rizieq Shihab, Sejumlah Kelompok Masyarakat Gelar Aksi di Depan Grahadi

oleh -38 Dilihat
oleh
Aksi penolakan terhadap Habib Rizieq Shihab yang dilakukan sejumlah kelompok masyarakat di Depan Grahadi.

SURABAYA, PETISI.CO – Sejumlah kelompok masyarakat di Kota Surabaya, menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi. Mereka menyuarakan penolakan terhadap rencana kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab ke Jawa Timur.

Selama menjalankan aksinya, massa turut membentang spanduk berisi nada penolakan terhadap Habieb Rizieq Shihab. Selain itu, juga ada spanduk bertuliskan ‘Tolak Ormas Radikal’ hingga ‘Usir Ormas Radikal Dari NKRI’.

Koordinator Aksi, Jazuli mengatakan aksi sebagai bentuk penyampaian aspirasi kepada pemerintah, yaitu menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab Ke Jawa Timur.

“Kami tidak menginginkan adanya tokoh agama yang selalu menebar kebencian, yang selalu provokasi, yang selalu memecah belah persatuan bangsa,” kata dia kepada wartawan, Selasa (24/11/2020).

Selain itu, penolak kedatangan Habib Rizieq dikhatirkan olehnya dapat menimbulkan kerumunan, sehingga dikhawatirkan dapat memunculkan kasus baru Covid-19.

“Yang pasti kami tidak sendiri, kami bersama dengan kelompok lain yang tidak menginginkan ada kegaduhan, tidak ingin adanya kluster baru penularan covid di Surabaya dan Jawa Timur,” jelasnya.

“Otomatis ketika kehadiran Habib Rizieq ini pasti akan membawa dampak, menjadi penularan kluster baru Covid-19. Kemudian menimbulkan kerumunan massa dengan jumlah besar, apalagi saat ini Covid-19 masih belum selesai,” imbuhnya.

Di sisi lain, Jazuli juga meminta kepada pemerintah agar mengambil tindakan tegas terhadap segala bentuk kegiatan yang tidak sesuai dengan prosedur. Karena menurutnya Indonesia merupakan negara hukum, artinya ketika muncul sebuah permasalahan harus disesuaikan dengan mekanisme yang berlaku, bukan dengan tindak kekerasan atau pun radikal.

“Kami juga menginginkan pemerintah untuk membubarkan ormas terlarang, ormas radikal, ormas yang selalu membuat kegaduhan, yang selalu seakan-akan menjadi hakim dan penegak hukum. Padahal negara kita ini negara hukum. Di situ ada aturan-aturan yang berlaku,” tegasnya. (nan)