Tuntaskan Tour de Wali Songo, Cak Imin dan Anies Hadiri Holaqoh di Surabaya

oleh -278 Dilihat
oleh
Tour de Wali Songo Anies Baswedan dan Cak Imin

SURABAYA, PETISI.CO – Salah satu bakal Calon Wakil Presiden, Muhaimin Iskandar atau sore ini mengakhiri Tour de Wali Songo di Makam Sunan Ampel Surabaya.

Sebelum berangkat ke Sunan Ampel, Cak Imin bersama Anies Baswedan menghadiri forum seminar Holaqoh di Hotel Arcadia. Dalam kesempatan ini, menyampaikan peran dan pengorbanan ulama Islam di Indonesia.

“Sore hari ini meski agak terlambat alhamdulillah saya telah menyelesaikan acara sampai di puncak perjalanan Tour de Wali Songo DPP PKB 2023. Tinggal 1 titik sebentar lagi kita mengakhiri kunjungan Wali Songo ke Sunan Ampel,” kata Cak Imin dalam sabutannya di Holaqoh Surabaya, Sabtu (9/9/2023).

Cak Imin menjelaskan, Tour de Wali Songo ini acara rutin yang dilakukan. Bahkan kegiatan rutin ini bertepatan dengan deklarasi dan holaqoh.

“Kebetulan tanpa diduga momentumnya tepat sekali seluruh acara serangkaian dengan deklarasi dan puncaknya pada halaqoh pada sore hari ini. Semula saya sendirian menjadi berdua,” ujarmya.

Ia menambahkan, perjalanan Tour de Wali Songo ini merupakan bagian dari napak tilas. Menelusuri perjalanan panjang dakwah islamiah, sekaligus pembangunan peradaban Indonesia, dimana para wali membawa Islam bukan sekedar memaksa menjadi beragama Islam, tetapi saling bahu membahu.

“Bahkan islam menjadi agama yang dipeluk oleh terbesar umat yang sebelumnya tudak beragama Islam. Alhamdulilah pemeluk umat Islam terbanyak di seluruh dunia. Inilah kehebatan para wali menambahkan dakwa yang kontekstual dan kontemporer,” ujarnya.

Cak Imin juga menyebut, jika PKB adalah pewaris ajaran dan nilai-nilai yang mengakar dan bersambung. Di sisi lain PKB disebut sebagau pewaris dan mandat sejarah, para wali, ulama, masaid sebelum kemerdekaan hingga kemerdekaan terjaga dengan baik.

“Selain pewaris, sejarah dan lain-lain, maka wajar PKB punya tanggungan dipundaknya bagaikan air deras. Tumbuh berkembang menjadi aliran air yang merata. Air ini tidak boleh lama-lama berhenti. Kalau lama-lama berhenti ngecembeng, kalau lama mambu,” kata Cak Imin.

Sementara Anies Baswedan bersyukur bisa mengikuti penghujung Tour de Wali Songo di Makam Sunan Ampel. Karena ia bisa sekaligus pulang kampung.

“Bagi saya ke Ampel itu kembali ke kampung halaman saya. Karena simbah saya dulu di Ampel Gading tempat keluarga kami tinggal. Tidak direncanakan berbulan-bulan lalu, ini instruksi dari kantor pusat,” paparnya.

Di dalam rangkaian Tour de Wali Songo Cak Imin, terdapat seminar holaqoh menurutnya tidak kalah pentingnya. Anies juga memuji Cak Imin yang melakoni sebagai ketua partai paling lama atau 18 tahun memimpin yang tentunya tidak mudah.

“Saya membayangkan membangun parpol memerlukan stamina fisik, intelektual dan mental yang luar biasa untuk bisa menjalani. Kita bersama-sama membawa pesan yang tidak mudah. Kita ingin Indonesia lebih adil, sejahtera dan bersatu. Setiap dengar kata amin kita aminkan. Sekarang amin yang diaminkan. Bawaslu agak kerepotan mungkin,” jelasnya.

Anies menyebut ada yang menarik, terdapat warisan sejarah yang menjadi beban moril. Khususnya bagaimana PKB membawa warisan sejarah ini untuk menjaga dan memastikan Indonesia menjadi negeri dengan keteduhan seperti para wali memulai dakwah.

Selain itu, Anies memaparkan bahwa pihaknya ingin meneruskan menjaga tradisi ini. Bila dijaga, maka tak hanya meneruskan apa yang sudah dikerjakan, tetapi memberi pelajaran menerjemahkan dalam konteks modern dengan rasa tenang dan teduh.

“Bersama Gus Imin menyongsong ini, kita sevisi, kita ingin Indonesia masyarakat teduh dan damai dan Islam hadir memberikan ketenangan keteduhan dan semua bersyukur di Indonesia. Mudah-mudahan hadi forum belajar,” urainya.

Setelah kegiatan ini, akan ada kirab yang menandakan perang sejarah yang harus diteruskan.

“Artinya, ketika republik di dalam ancaman, maka para santri tidak menjadi penonton di samping, melainkan turun tangan langsung terdepan,” urai Anies.

Kemudian ada resolusi jihat dimunculkan dan peristiwa 9 September di Hotel Yamato, 22 Oktober resolusi jihat, 10 November peristiwa pertempuran legendaris. Menurutnya, ini sebuah rangkaian yang mengirimkan pesan kepada seluruh dunia, khususnya peristiwa 10 November secara tempurnya kekuatan besar kita.

“Di balik peristiwa 10 November ada ulama yang membekali dengan doa, ilmu, dan ada ibu dan ayah mengikhlaskan mereka ke medam tempur. Insyallah keluarga kita terus menghadirkan pejuang-pejuang,” pungkas Anies. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.