Urban Farming Surabaya, Sarana Ketahanan Pangan di Kota Besar

oleh -88 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat acara panen padi di Balai Kota Surabaya. (ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama jajarannya hari ini panen padi di Taman Surya Balai Kota Surabaya. Hal ini sesuai program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, terkait dengan kedaulatan pangan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Sebanyak 18 bak fiber yang terletak di Taman Surya Surabaya itu, berjenis varietas dengan ukuran 6 meter persegi. Dalam kesempatan itu, Eri menyatakan urban farming ini bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan pangan.

Dia mengklaim, upaya ini penting dilakukan untuk menjaga sustainability ketahanan pangan di Kota Pahlawan. Terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

“Di Taman Surya ini merupakan percontohan, jadi tidak harus punya lahan yang besar untuk bercocok tanam. Lalu yang terpenting adalah sustainable pangan di kota kita terjamin,” ungkap Eri di sela-sela panen padi, Rabu (9/6/2021).

Eri menjelaskan, untuk pengembangan budidaya padi pada bak fiber tersebut, bakal terus dikembangkan dan dimasifkan ke seluruh penjuru Kota Surabaya. Pasalnya, untuk menunggu hasil panennya pun hanya berkisar tiga bulan. Selain itu, nantinya jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) bakal mengkoordinir warga yang telah bercocok tanam padi untuk dibantu terhubung dengan konsumen.

“Biasanya warga juga digunakan untuk ketahanan pangan di rumahnya. Untuk yang petani besar dia sudah bisa menjualkan sendiri. Kalau yang saya panen ini estimasi total gabah sekitar 72.3 kilogram. Tiap fibernya itu, rata-rata menghasilkan 4 kilogram gabah dan jumlah fiber Sebanyak 18,” ujarnya.

Ia berharap, ke depan warga yang tidak memiliki lahan yang luas dapat melakukan budidaya tanaman padi. Tidak hanya tanaman padi saja, ia pun juga memaparkan jenisnya sangat beraneka ragam. Mulai dari cabai, tomat hingga selada air dan masih banyak lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Yuniarto Herlambang menambahkan, apabila masyarakat berminat dipersilahkan datang ke DKPP dengan mengisi form terlebih dahulu, kemudian bisa membawa pulang bibit tersebut.

“Kalau padi kami gunakan jenis varietas, karena lebih kuat hama dan sesuai dengan lahan yang terbatas. Selain bibit padi juga menyediakan bibit untuk tanaman hidroponik lainnya,” pungkas Yuniarto. (dwd)

No More Posts Available.

No more pages to load.