BONDOWOSO, PETISI.CO – Terjadinya polemik kotak Bondowoso Bersedekah yang disebar di berbagai tempat mulai dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup kerja Pemerintahan Kabupaten Bondowoso hingga kantor-kantor kecamatan dan kantor desa menimbulkan berbagai reaksi pro kontra di kalangan masyarakat.
Dan hal ini harus dapat direspon dengan baik oleh para pemangku penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Bondowoso, karena hal tersebut menunjukkan adanya kecintaan dari masyarakat Bondowoso demi kemajuan kabupaten ini sebagaimana yang dicanangkan dalam jargonnya “Bondowoso Melesat“.
Polemik ini mencuat ke permukaan setidaknya ketika pertama kali adanya peluncuran gerakan Tanggap Peduli Masyarakat Miskin (Tape Manis) yang digelar di Wisma Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, pada tahun 2020 kemarin.
Kemudian dalam peluncuran gerakan Tape Manis tersebut, publik telah mengetahui bahwa Wabup Bondowoso yang didapuk sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Bondowoso, dengan menggaet instansi yang punya komitmen, di antaranya, Kompak Jawa Timur, Corporate Social Responsibility (CSR) Bantuan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Perbankan.
Dikonfirmasi terkait polemik kotak Bondowoso Bersedekah, Wabup, menegaskan, kotak Bondowoso Bersedekah yang tersebar di berbagai OPD, Kecamatan dan kantor desa sudah ada aturannya.
“Kotak Bondowoso Bersedekah itu tidak apa-apa, karena digunakan untuk warga miskin,” unarnya, kepada sejumlah wartawan, Senin (11/1/2021) usai peresmian jembatan Pantekosta.
Itupun sudah ada aturannya. Hanya saja tinggal masalah administrasinya.
“Biar nanti dibenahi,” tegas Wabup.
Menurutnya, yang terpenting, adanya kotak Bondowoso Bersedekah itu bertujuan untuk membantu orang miskin dengan cepat, utamanya membantu orang miskin yang tidak tercover oleh anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
“Selama ini banyak keluhan warga miskin yang tidak tercover di APBD. Mereka begitu sakit tidak bisa datang ke rumah sakit, karena tidak ada biaya. Di sanalah kita hadir,” katanya.
Ditanya soal kotak Bondowoso Bersedekah yang diduga menyerobot peran Baznas?. Ia mengaku sudah bekerjasama dengan Baznas.
“Sebetulnya kotak Bondowoso Bersedekah itu hanya untuk ASN,” cetusnya.
Seraya menambahkan, adanya kotak Bondowoso Bersedekah berawal dari keinginan teman-teman OPD. Utamanya dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), karena Surat Jaminan Pembayaran yang sudah tidak diperbolehkan oleh kementerian.
“Jadi akhirnya teman-teman OPD waktu itu, khususnya di Bappeda ada niatan untuk membantu orang miskin,” pungkasnya. (tif)